Berbekal prestasi tersebut, Fithra yakin, negosiasi perdagangan yang harus dimulai kembali bakal tetap bisa ditangani dengan baik oleh Indonesia. "Itu prestasi kerja tim negosiator kita. Jadi saya rasa siapa pun yang terpilih, Biden pun juga akan bisa membuka kerangka negosiasi tersebut," ucapnya.
Baik Joe Biden dan Donald Trump dinilai memiliki pendekatan kebijakan perdagangan dan ekonomi yang berbeda. Pendekatan Biden dari Partai Demokrat lebih regional dan asertif sementara Trump dari Partai Republik lebih bilateral dan agresif.
Adapun perang dagang dengan Cina juga merupakan salah satu hasil kebijakan AS di bawah Trump yang kesal karena neraca perdagangan negara Abang Sam itu selalu defisit dengan negara panda tersebut. Amerika lalu mengenakan bea masuk impor yang tinggi untuk produk asal Cina sebagai langkah proteksionisme.
Sebaliknya, salah satu kebijakan Partai Demokrat untuk mengurangi pengaruh Cina yang besar bagi AS yakni dengan menggulirkan Kemitraan Trans Pasifik (TPP). Kebijakan TPP menjadi bagian usaha mantan Presiden Barrack Obama--di mana kala itu Biden menjadi wakilnya--untuk melakukan penetrasi ke pasar Asia dan ASEAN.
ANTARA
Baca: Kemenangan Joe Biden Dinilai Tak Menguntungkan bagi Pengusaha Sawit RI