Dyah mengatakan, BPS memperkirakan produksi beras pada November 2020 menembus 0,29 juta ton, disusul Desember 2020 diperkirakan mencapai 0,36 juta ton. “Perkiraan-perkiraan tadi yang diharapkan akan tercapai, tentunya perlu juga pengawalan bersama dari dinas dan instansi terkait, karena akan tercapai prediksi tadi kalau kondisi alam tidak mengalami perubahan, seperti tidak terjadi puso, tidak terjadi banjir, dan sebagainya,” kata dia.
Pemerintah Jawa Barat, kata dia, diminta agar memperhatikan lalu-lintas pergerakan hasil produksi beras antar provinsi dan kabupaten/kota untuk pengendalian harga. “Kemudian updating luas lahan baku sawah perlu dilakukan secara berkala, dan jumlah stok perlu di amati dari waktu ke waktu,” kata dia.
Dia menuturkan BPS merilis angka sementara produksi padi Jawa Barat tahun ini menembus 9,22 juta ton gabah kering giling (GKG). “Dibanding dengan Januari-Demseber 2019 itu 9,08 juta ton gabah kering giling, (produksi tahun ini) akan mengalami peningkatan sebesar 134,93 ribu ton, meningkat 1,49 persen,”kata dia.
Realisasi produksi padi Januari-September 2020 mencapai 7,19 juta ton gabah kering giling, tahun lalu di periode yagn sama lebih besar yakni 7,54 juta ton gabah kering giling. “Terjadi penurunan sebanyak 347,66 ribu ton, atau turun sebesar 4,61 persen,” kata Dyah.
BPS Jawa Barat mencatat angka sementara luas panen periode Januari-September 2020 ini mencapai 1,29 juta hektare. Luas panen tersebut menurun dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 lalu yang menembus 1,33 juta hektare. “Mengalami penurunan sebesar 42,89 ribu hektare, atau turun 3,22 persen,” kata Dyah.
Baca: September, BPS Catat Kunjungan Wisman ke Indonesia Turun 88,95 Persen