TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia atau BI Sugeng menyebutkan ekonomi dan keuangan Islam memiliki peran besar untuk mencapai tujuan menjadi Indonesia Maju pada 2045. "Digitalisasi maupun ekonomi dan keuangan Islam akan memainkan peran besar untuk mencapai tujuan menjadi Indonesia Maju pada 2045,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis, 29 Oktober 2020.
Saat ini, kata Sugeng, Indonesia sedang berada dalam level negara dengan berpenghasilan menengah ke atas. Pendapatan nasional bruto per kapita Indonesia sebesar US$ 4.050.
Oleh karena itu, menurut dia, masih terbentang perjalanan panjang dan menantang untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi untuk keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah atau middle income trap. “Kami tidak ingin terjebak dalam status negara berpenghasilan menengah atau kami menyebutnya middle income trap,” ucap Sugeng.
Dengan banyaknya jumlah penduduk muslim, Sugeng menilainya sebagai potensi mendorong pencapaian Indonesia Maju 2045. Kaerna dengan begitu, bakal ada suplai dan permintaan yang kuat di bidang ekonomi dan keuangan Islam.
Indonesia kini memiliki 28 ribu pesantren dengan lebih dari 2 juta santri, 14 bank umum syariah, 20 unit usaha syariah (UUS), 163 BPR syariah, dan 4.500 lembaga keuangan mikro syariah. Mayoritas atau hampir 60 persen penduduk Indonesia adalah milenial yang sangat akrab dengan teknologi digital dan memiliki banyak ide inovatif menjadi tambahan pendorong untuk mencapai tujuan.
Dari segi aksesibilitas misalnya, menurut Sugeng, terdapat sekitar 133 persen penduduk Indonesia memiliki telepon genggam. "Artinya satu orang dapat memiliki lebih dari satu ponsel,” ujarnya.
ANTARA
Baca: Resesi, BI Prediksi Kontraksi Ekonomi di Kuartal Ketiga Tak Sedalam Sebelumnya