Direktur Utama Indika Energy M. Arsjad Rasjid P.M. mengklaim transaksi penerbitan obligasi akan memantapkan posisi keuangan perseroan. “Untuk mengeksekusi rencana bisnis perusahaan untuk melakukan ekspansi atau diversifikasi usaha ke sektor non batu bara,” ujarnya kepada Bisnis, Senin.
Arsjad menjelaskan bahwa penerbitan surat utang merupakan salah satu dari beberapa opsi pembiayaan perseroan. Menurutnya, ada beberapa kebutuhan pembiayaan yang akan dipenuhi.
Emiten berkode saham INDY ini akan melakukan pelunasan surat utang senior senilai US$ 265 juta yang akan jatuh tempo pada 2022. Selanjutnya, pelunasan jumlah terutang US$ 285 juta dari surat utang senior US$ 500 juta yang akan jatuh tempo pada 2023.
Selain itu, Indika Energy berencana menggunakan dana hasil penerbitan obligasi untuk mendanai rencana diversifikasi dan ekspansi kegiatan usaha non batu bara. Selanjutnya, perseroan mengalokasikan untuk pembayaran biaya-biaya yang berkait dengan penerbitan surat utang.
Arsjad mengatakan penerbitan surat utang akan menyebabkan peningkatan beban bunga. Kendati demikian, emisi akan memberikan manfaat kepada perseroan.
Penerbitan, lanjut dia, bermanfaat untuk menjaga likuiditas dengan memperpanjang jatuh tempo surat utang perseroan. Lebih lanjut, emisi juga akan bermanfaat membantu membuka opsi pendanaan perseroan pada masa depan.
“Penerbitan surat utang merupakan alternatif pembiayaan perseroan mengingat keterbatasan penyaluran pembiayaan oleh perbankan yang dipengaruhi oleh iklim usaha batu bara yang masih belum pulih sepenuhnya,” paparnya.
Adapun, obligasi senilai US$ 450 juta adalah setara dengan 46,65 persen dari total ekuitas konsolidasian Indika Energy per 30 Juni 2020.
BISNIS
Baca juga: Harga Batu Bara Tertekan, Indika Energy Lakukan Efisiensi Biaya