Pemupukan pencadangan itu pada akhirnya turut berdampak pada tergerusnya tingkat profitabilitas yang dicapai perseroan.
Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Darmawan Junaidi mengungkapkan laba bersih konsolidasi tercatat anjlok 30,89 persen, yaitu menjadi Rp 14,02 triliun di triwulan III 2020.
Situasi ini berbanding terbalik dengan tahun lalu yang mencatatkan kenaikan laba 11,9 persen, atau mencapai Rp 20,3 triliun. “Hingga akhir tahun kemungkinan masih flat, tapi kami berharap paling tidak kalau pun turun tidak akan lebih dalam dari capaian sebelumnya,” katanya.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menuturkan faktor lain penyebab anjloknya laba perbankan adalah pertumbuhan kredit yang terus melambat, di satu sisi dana pihak ketiga (DPK) terus melambung signifikan. Otoritas mencatat laba sebelum pajak perbankan nasional terpangkas hingga 18,36 persen pada Agustus lalu.
“Profitabilitas turun karena kami lihat bank sulit menutup biaya bunga,” ujarnya. Pertumbuhan kredit hingga Agustus tercatat hanya 1,04 persen, sedangkan pertumbuhan DPK mencapai 11,64 persen.
Baca: Hingga Akhir September, BCA Salurkan Kredit Rp 581,9 T