INFO BISNIS-- Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki nilai penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Banyak bukti keberhasilan sebuah usaha yang besar berangkat dari bisnis mikro. “Menumbuhkan bisnis mikro berarti menciptakan dan memberinya peluang untuk bertumbuh,” ujar Chief Executive Office BRI Insurance (BRINS), Fankar Umran, dalam diskusi webinar, Selasa, 20 Oktober 2020.
BRINS berjalan seiringan dengan misi perusahaan induknya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, yang mendorong pemulihan ekonomi nasional dengan mendukung dan menyelamatkan UMKM. Apalagi, dampak pandemi Covid-19 sangat memukul sektor tersebut. Padahal, nyaris 98,7% entitas bisnis Indonesia berada di sektor UMKM dan 89% persen tenaga kerja diserap bisnis mikro.
Baca Juga:
Sayangnya, kendati secara jumlah pelaku usaha demikian besar, hanya saja masih banyak pelaku UMKM yang terbilang lemah dalam pengelolaan bisnisnya. Hal ini kerap disebabkan oleh beberapa faktor seperti minimnya modal, kesulitan distribusi, kurangnya inovasi, dan lain-lain. Untuk itu perlu ada pendampingan kepada pelaku usaha mikro sejak inkubasi (pengenalan), pembinaan (adaptasi), pembiayaan (akselerasi), hingga tahap sustainability sehingga para pelaku usaha tetap dapat menjalankan usahanya.
“Masing-masing stakeholder sama pentingnya dalam upaya pengembangan usaha mikro untuk dapat meningkatkan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Fankar.
Dari sisi pembinaan diperlukan pendampingan dan pembinaan oleh pihak terkait menjadikan bisnis mikro feasible dan bankable. Dari Sisi Pembiayaan, lembaga pembiayaan memberikan dukungan modal sesuai kapasitas masing-masing pelaku usaha agar bisa berkembang dan kompetitif.
Baca Juga:
Tidak kalah penting, dari sisi sustainability, pelaku usaha mikro perlu memahami tentang pentingnya untuk melindungi kelanjutan usaha dan melindungi diri dari risiko dalam jangka panjang dengan cara proteksi yang tepat. Proteksi dapat diberikan dengan perlindungan berupa regulasi, kemudahan dan keberpihakan serta perlindungan terhadap risiko usaha berupa asuransi mikro.
Keberpihakan stakeholder terhadap kelangsungan usaha mikro bisa diwujudkan dalam bentuk kemudahan izin usaha, perlindungan terhadap persaingan, kemudahan akses pembiayaan dan subsidi, penyediaan fasilitas sarana dan pra sarana.
Adapun perlindungan terhadap risiko dibutuhkan melalui skema asuransi. Asuransi dapat melindungi usaha mikro terhadap risiko kegagalan usaha akibat faktor eksternal seperti, risiko gagal panen, risiko kebakaran, risiko bencana alam, risiko kerusakan tempat usaha. Proteksi inilah yang menjadi upaya bagi para UMKM dalam menjaga keberlangsungan usahanya sehingga dapat meningkatkan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Paparan CEO BRINS Fankar disampaikan pada acara webinar yang diinisiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin dengan tema “BUMN, Keuangan Mikro dan Pertumbuhan Ekonomi”. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Dies Natalis ke-72 FEB Unhas. Narasumber lainnya pada webinar yakni Ketua BPKM RI Bahlil Lahaddalia, Ketua BPKN Rizal Halim, dan Guru Besar FEB Unhas Prof. Nursini.(*)