TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memutuskan untuk tak akan terlampau banyak melakukan manuver bisnis di sisa tahun ini. Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan perseroan bakal berfokus untuk menjaga sustainabilitas kinerja di tengah pandemi Covid-19 yang terus berlanjut.
“Kami lebih menitikberatkan pada kesiapan dari sisi likuiditas, yang mana kami memang tidak pernah tahu berapa angkanya yang cukup, tapi yang penting kami siapkan porsi yang lebih dari biasanya,” ujarnya dalam konferensi pers virtual usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Mandiri, Rabu 21 Oktober 2020.
Baca Juga:
Nahkoda baru Bank Mandiri itu memastikan ketersediaan likuiditas mencukupi dan berada di posisi aman, dengan indikator loan to funding ratio (LFR) di kisaran 83 persen. “Ini merupakan level terendah sepanjang sejarah perseroan,” ucap Darmawan.
Sedangkan dari sisi permodalan, perseroan memiliki rasio kecukupan modal (CAR) yang dinilai masih cukup memadai yaitu di kisaran 18-19 persen. Kekuatan modal itu diharapkan mampu untuk menopang rencana bisnis Bank Mandiri ke depan. Perseroan pun mengambil langkah antisipatif dengan memilih untuk menunda sementara seluruh aksi korporasi di tahun ini.
Di tengah pelemahan ekonomi yang masih berlangsung, Bank Mandiri diplot untuk tetap menjaga pertumbuhan segmen wholesale banking, yaitu korporasi dan komersial, yang selama ini menjadi andalan perseroan. Meski demikian, menurut Darmawan porsi yang seimbang juga akan diberikan kepada segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). “Kami akan melakukannya baik secara regional maupun nasional, kami akan terus menggali potensinya,” kata dia.