Program tersebut seiring dengan upaya pemerintah menggencarkan digitaliasi pasar. Hari ini, Jumat, 2 Oktober 2020, misalnya, OVO secara resmi merilis produknya di Pasar Bersehati Manado, Sulawesi Utara.
Dalam peluncurannya, tercatat 100 dari 2.000 pedagang pasar telah memanfaatkan transaksi menggunakan aplikasi OVO. Jumlah itu akan terus berkembang seiring dengan penguatan infrastruktur digital dan penetrasi jaringan di wilayah Manado.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara Arbonas Hutabarat mengatakan volume tranaksi non-tunai secara nasional pada masa pandemi meningkat selama semester I. Pertumbuhan transaksi tunai didorong oleh tingginya belanja melalui platform-platform e-commerce.
“Pada kuartal 2 2020 Juni, nilai transaksi aktivitas e-commerce Rp 55,9 atau 56 triliun. Nominal transaksi e-commerce per Juni menurun 12,6 persen, tapi volumemya naik 11 persen,” katanya.
Di saat yang sama, ia menyebut transaksi melalui mesin Anjungan Tunai Mandiri atau ATM kustru menurun. Penurunan itu terdata sebesar 14-16 persen. “Ada perpindahan mode transaksi. Orang ketakutan, solusinya pakai uang elektronik,” ucapnya.
Baca: CEO DANA Tanggapi Isu Merger dengan OVO untuk Hadapi GoPay