Turut hadir dalam acara itu Duta Besar Indonesia untuk Republik Rakyat Cina dan Mongolia dan 489 calon investor potensial yang berasal dari Cina, Hong Kong, Malaysia dan Singapura.
Airlangga juga menegaskan resiliensi Indonesia dalam menghadapi dampak ekonomi dari pandemi. Hal ini dilihat dengan adanya sinyal positif di beberapa indikator, adanya strategi pemulihan ekonomi nasional, serta fasilitas dan insentif.
Lebih jauh, Airlangga menyebutkan pandemi Covid-19 telah membuat banyak negara mengalami resesi, termasuk Indonesia. Pada kuartal II 2020, Indonesia mengalami kontraksi sebesar 5,32 persen (yoy). Namun, perekonomian Indonesia mulai menunjukkan sinyal perbaikan di awal kuartal III 2020.
Dalam upaya mitigasi pandemi Covid-19, menurutnya, pemerintah telah memformulasikan langkah akselerasi pemulihan ekonomi melalui adaptasi paradigma ekonomi baru. "Pada tahun 2020, pemerintah Indonesia berencana menganggarkan Rp 695,2 triliun rupiah untuk penanganan Covid-19 yang dialokasikan pada enam sektor vital, salah satunya yaitu stimulus sektor bisnis melalui insentif pajak,” kata Airlangga.
Dia juga mengatakan pemerintah Indonesia senantiasa berkomitmen untuk meningkatkan kemudahan berusaha di Indonesia melalui penetapan Omnibus Law Cipta Kerja. Selain itu, pemerintah juga berkomitmen untuk mendorong pembangunan infrastruktur terutama Proyek Strategis Nasional (PSN).
Baca: Resesi di RI Diperkirakan Tak Sedalam Malaysia, Thailand, dan Singapura