TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah akan menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) memecahkan kemacetan lalu lintas parah setiap akhir pekan di Puncak, Bogor. Salah satu upaya yang dikaji yakni pengembangan angkutan massal.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) bersama ITB akan menyiapkan studi pengembangan angkutan massal di kawasan Puncak, Bogor pada 2021. Kemacetan Puncak memang menjadi hal lumrah saat sebelum pandemi Covid-19 terjadi.
Menurut Budi Karya, permasalahan utama ketika melalui puncak saat akhir pekan adalah membludaknya wisatawan ke daerah tersebut. "Kemenhub pernah membahas bersama ITB (bagaimana) memecahkan lalu lintas di Puncak. Besar kemungkinan kami akan minta studi di ITB dan mengembangkan angkutan massal di sana dan Puncak tidak macet dan pulang ke Cianjur bisa cepat," kata Budi Karya, Senin 21 September 2020.
Sebelumnya, BPTJ sempat melakukan uji coba sistem 2-1 di jalur Puncak, Bogor atau dua lajur menuju puncak dan satu lajur kembali ke arah Bogor. Selain itu, terdapat penyediaan shuttle service dan Park & Ride menuju Jalur Puncak, sosialisasi jalur alternatif menjelang exit Cibubur, percepatan pelaksanaan pelebaran jalan dari Gadog – Puncak, serta percepatan pembangunan rest area di Gunung Mas.
Program wisata dengan angkutan umum massal point to point telah diluncurkan pada 28 September 2019 dengan operator Big Bird. Layanan wisata yang ditawarkan adalah paket perjalanan dari Pasaraya Blok M menuju Taman Safari Indonesia.
Sementara itu, secara keseluruhan program pembenahan kemacetan di puncak terbagi juga dalam tahapan kerangka jangka menengah dan panjang. Program kerangka jangka menengah adalah penyediaan jalur alternatif melalui Sentul (Poros Tengah Timur) dan pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO).
Program jangka panjang akan diusulkan pengembangan alternatif transportasi massal berbasis rel dari Kota Bogor menuju Kawasan Puncak. Berbasis rel tersebut dapat berupa monorel atau kereta gantung (cable car).
BISNIS