TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia atau Kadin, Erwin Aksa menilai DKI Jakarta harus menerapkan lockdown atau pembatasan sosial berskala besar atau PSBB secara total. Pasalnya, tingkat penularan atau infection rate Covid-19 di wilayan ini masih tinggi.
"Jakarta harus 40 ribu tes Covid-19 per hari. Karena itu Jakarta mesti lockdown menurut saya," kata Erwin dalam diskusi virtual, Sabtu, 12 September 2020.
Secara keseluruhan nasional, kata dia, Indonesia masih tidak bisa membuka ekonomi atau kegiatan sosial begitu cepat tanpa mengontrol infection rate. Kalau infection rate bisa turunkan, baru Indonesia bisa kembali membuka ekonomi dan kegiatan sosial.
Dia melihat Indonesia tidak memiliki kapasitas tes yang cukup. Bahkan, masih sangat rendah dibanding negara lain.
Saat ini, hanya bisa dilakukan pengetesan sekitar 35 ribu dengan jumlah penduduk 260 juta orang di seluruh Indonesia. Sedangkan di New York City bisa melakukan testing 65 ribu per hari untuk penduduk 19 juta. "Jadi kita bisa bayangkan rasio testing itu," ujarnya.
Permasalahan kedua, kata dia, tidak ada sosialisasi dan edukasi yang masif ke masyarakat terkait Covid-19. Hal itu membuat banyak masyarakat masih banyak yang cuek tidak mematuhi protokol kesehatan.
Selain itu, tidak ada kontak tracing dari pemerintah pusat dan daerah. Padahal kontak tracing, menurutnya, sangat penting untuk mencari orang yang mendapatkan vorus Covid-19 di tubuhnya. "Ini tidak terjadi, bagaimana kita mau buka ekonomi kita, sosial aktifitas kita?" kata dia.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan akan menerapkan PSBB total pada 14 September 2020. Hal itu dilakukan karena tingkat penularan masih tinggi dan kapasitas rumah sakit yang sudah semakin terbatas.
Baca: PSBB Total, Bima Arya: Warga Dipaksa di Rumah, Kita Bantu Ekonominya Bagaimana?