TEMPO.CO, Jakarta - PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. mencatat laba bersihnya jeblok hingga 99,1 persen selama semester pertama tahun 2020 ini menjadi Rp 5,36 miliar. Sementara pada periode yang sama tahun 2019, laba perusahaan mencapai Rp 589,83 miliar.
Di semester pertama tahun 2020, perusahaan dengan kode saham RALS ini membukukan penjualan kotor sebesar Rp 2,2 triliun. Angka ini turun 58,3 persen dari pencapaian Rp 5,27 triliun pada semester pertama tahun 2019.
Dari angka perolehan di semester pertama ini, penjualan kotor khusus pada kuartal kedua tahun 2020 menyumbang penurunan terbesar yakni sebanyak 77,5 persen. Penjualan melorot di antaranya terimbas dari penutupan gerai, pembatasan jam operasional gerai, serta menurunnya daya beli masyarakat.
Fenomena ini berbeda dibanding pada kuartal kedua di masa-masa sebelumnya yang merupakan periode sangat krusial bagi Ramayana. Sebab, di kuartal kedua ada musim lebaran yang biasanya berkontribusi sangat besar terhadap penjualan dan laba Perseroan.
Lebih lanjut, manajemen menjelaskan bahwa total biaya operasional RALS pada kuartal kedua turun sebesar 52,9 persen menjadi Rp 256 miliar, dari Rp 543 miliar pada kuartal kedua tahun lalu.
Walhasil, total laba kotor yang diperoleh perseroan pada semester pertama tahun ini hanya sebesar Rp 613,73 miliar atau mencerminkan marjin laba kotor 28 persen. Laba kotor itu turun 60,9 persen dari angka periode serupa tahun lalu sebesar Rp 1,57 triliun yang mencerminkan marjin laba kotor 29,8 persen.