Di luar diskon karena suntikan subsidi dari pemerintah, Wishnutama tak menampik bahwa pelaku industri di sektor wisata sudah menggalakkan berbagai promo. Promo dilakukan dengan skema kerja sama business to business antar-agen.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) serta Indonesia National Air Carriers Association (INACA), pada akhir Agustus lalu, misalnya telah sepakat bekerja sama menyediakan paket wisata murah. Kerja sama ini dilakukan untuk memulihkan jumlah penumpang pesawat dan meningkatkan kunjungan atau okupansi hotel.
"Di Bali, kapasitas kamar hotel yang tersedia ada 140 ribu. Sejak pandemi, hotel yang tutup hampir 80 persen. Bayangkan saja di Nusa Dua hanya ada empat hotel yang buka. Akibatnya di kuartal II, ekonomi Bali minus 10,98 persen," tutur Ketua Umum PHRI Haryadi Sukamdani, 29 Agustus lalu.
Sejalan dengan penawaran ini, asosiasi meminta pemerintah daerah mendukung kegiatan asosiasi dengan memberikan relaksasi pajak. "Jangan sampai baru mulai naik okupansi hotelnya, langsung dikejar-kejar pajak," tutur Hariyadi.
Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja mengatakan asosiasinya telah menjembatani pembahasan antar-pihak. “Kalau paketnya menarik dan harganya terjangkau, saya yakin bisa menggerakkan masyarakat untuk bepergian lagi," kata Denon.