"Ini masih di bawah US$ 60 per barel yang menjadi asumsi awal, namun apabila dibandingkan dengan Mei yang sempat mendekati negatif zone, sekarang relatif membaik," ujar dia. Perbaikan harga juga terjadi pada komoditas lain, misalnya harga batu bara, minyak sawit, dan emas.
Dari sisi produksi, Sri Mulyani mengatakan Purchasing Managers' Index manufaktur Indonesia mulai masuk ke level ekspansif, yaitu di angka 50,8, setelah sebelumnya mengalami kontraksi. Pemulihan ini juga terjadi di beberapa negara lain yang indeksnya sebelumnya sempat anjlok ke kisaran 20-30.
"Meskipun, negara tetangga seperti Malaysia, Filipina dan Thailand mereka masih sedikit di bawah 50. Belum menembus angka 50 yang merupakan benchmark kegiatan manufaktur yang ekspansif," ujar Sri Mulyani.
Baca juga: Sri Mulyani: Hingga Semester I 2021 Pemulihan Ekonomi Belum Full Power
CAESAR AKBAR