TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Indef, Didik J. Rachbini, menganggap pemerintah telah mengabaikan peluang pertumbuhan ekonomi di beberapa sektor di tengah pandemi Covid-19. Salah satunya sektor informasi dan komunikasi tumbuh hanya 3,44 persen di kuartal II 2020. Padahal, pemain di sektor tersebut mendapat berkah di masa pandemi karena berpotensi tumbuh lebih tinggi.
"Peluang seperti ini hilang karena kebijakan diam di tempat dan tidak muncul inovasi dari dalam yang memberi jalan dan peluang agar sektor informasi dan komunikasi tumbuh pesat," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 5 Agustus 2020.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 kontraksi atau minus 5,32 persen. Pertumbuhan yang negatif ini merupakan yang pertama kalinya sejak periode 1998 atau ketika Indonesia mengalami krisis finansial Asia.
Sementara pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2020 tercatat mencapai 2,97 persen atau mulai menunjukkan adanya perlambatan akibat pandemi Covid-19.
Didik menilai pemerintah miskin ide dan kebijakan untuk mengembangkan sektor ini. Padahal, dia memaparkan, palapa ring dapat diaktifkan dan tiang-tiang listrik diberikan sementara gratis kepada Telkom, Telkomsel, serta perusahaan swasta. Tujuannya agar perusahaan dapat mengembangkan jaringan ke seluruh wilayah.
Sektor kedua adalah kesehatan. Menurut dia, alat medis yang didatangkan dari negara lain di tengah pagebluk ini justru menghisap devisa, melemahkan rupiah, dan menggerus pendapatan ekspor.