Menurut dia, ada banyak cara untuk mendapatkan dana, salah satunya melalui penawaran umum perdana saham atau IPO. "Kenapa tidak bond aja, iya bond, tapi kan akan ke hit di debt to equity rasionya, ada batasannya dan ini harus dikembalikan karena namanya pinjaman," kata Nicke diskusi virtual, Ahad, 26 Juli 2020.
Dia menuturkan jika dilakukan IPO di anak-anak perusahaan Pertamina, pendanaan akan lebih fleksibel, karena tidak akan terdampak kepada debt to equity rasio perseroan.
Namun sejumlah pihak mempertanyakan rencana perusahaan migas pelat merah itu. Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaini Notonegoro, misalnya, menilai dari sisi hak pengusahaan kekayaan mineral Pertamina di hulu saat ini lemah dibanding perusahaan energi terbuka di negara lain seperti Petronas, Saudi Aramco, dan Abu Dhabi National Oil Company.
"Kekayaan atau mineral right-nya atau hak penguasaan mineralnya masih melekat pada negara yang dalam hal ini diwakili pemerintah," kata Komaidi dalam diskusi virtual, Ahad, 26 Juli 2020. Karena kondisi ini, posisi Pertamina tidak ada berbeda dengan kontraktor migas pada umumnya.
Menurut Komaidi, hal itu akan berpengaruh pada kapitalisasi pasar nantinya ketika dilakukan IPO. Sedangkan, Petronas, Saudi Aramco, dan Abu Dhabi National Oil Company, kata Komaidi, seluruh hak kekayaannya diserahkan kepada perusahaan.
HENDARTYO HANGGI