TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesi (Persero) Tbk atau BRI mencatatkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat atau KUR sebesar Rp 56 triliun hingga akhir Juni 2020.
Sekretaris Perusahaan BRI Amam Sukriyanto menyampaikan penyaluran KUR tersebut diberikan kepada lebih dari 2 juta debitur di segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). “Realisasi penyaluran ini setara dengan 46,66 persen dari target yang diberikan pemerintah untuk BRI. Mayoritas disalurkan di sektor pertanian sebesar 32 persen dan sektor perdagangan sebesar 38 persen,” katanya seperti dikutip Bisnis.com, 29 Juli 2020.
Dia menambahkan penyaluran KUR tersebut sejalan dengan perbaikan permintaan kredit pada Juni. Hal ini membuat perseroan mengubah fokus aktivitas pemasaran kredit mikro untuk lebih berfokus kepada ekspansi.
Dia menerangkan pada April—Mei fokus aktivitas tenaga pemasar mikro BRI adalah 80 persen restrukturisasi kredit dan 20 persen ekspansi kredit. Memasuki Juni, kondisinya berubah menjadi 66 persen ekspansi kredit dan sisanya restrukturisasi.
“Adanya pelonggaran PSBB [Pembatasan Sosial Berskala Besar] meningkatkan geliat ekonomi di tengah masyarakat,” kata Amam.
Dia menjelaskan sebesar 59 persen dari penyaluran KUR tersebut diberikan kepada sektor produksi. Dengan demikian, dia optimistis dapat mencapai target penyaluran KUR ke sektor produksi minimal 60 persen pada tahun ini.
“BRI optimistis dapat menyalurkan KUR sesuai target yang ditetapkan oleh pemerintah. Strateginya yakni dengan penetapan sektor prioritas seperti pertanian, pangan, obat obatan dan alat kesehatan, serta melakukan digitalisasi dalam penyalurannya,” papar Amam.
Selain itu, dia menambahkan BRI melakukan channeling penyaluran KUR melalui e-commerce dan aplikasi ride-hailing, seperti Tokopedia, Gojek, Shopee, dan Grab.
Menurutnya, hal ini merupakan upaya BRI untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan sebagai komitmen BRI untuk mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.
BISNIS