Presiden Direktur Bank Lippo Henk G. Mulder mengatakan tanggal terakhir pemegang saham publik membatalkan kehendak untuk menjual sahamnya kepada CIMB Group Sdn Bhd yang semula 19 September 2008 diubah menjadi 17 Oktober 2008.
Tanggal terakhir pelaksanaan Waran Seri I CIMB Niaga yang semula 24 September 2008, diperpanjang menjadi 29 Oktober 2008. "Akibat tanggal efektif penggabungan kedua bank itu mengalami penundaan, maka lippo an Niaga belum bisa menentukan waktu efektif merger," kata Henk dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (23/9).
Dia menjelaskan bahwa tanggal efektif penggabungan serta tanggal-tanggal penting lainnya yang terkait dengan pelaksanaan penggabungan, baik yang telah disampaikan di dalam rancangan penggabungan maupun melalui media informasi lainnya akan mengalami penundaan dan akan diberitahukan kembali kepada bursa efek Indonesia (BEI) serta diumumkan kembali melalui media masaa, setelah diperolehnya persetujuan yang diperlukan atas penggabungan CIMB Niaga dengan Lippo Bank dari instansi yang berwenang.
Seperti diberitakan sebelumnya, rencana penggabungan usaha CIMB Niaga dan Bank Lippo telah disetujui pemegang saham kedua perusahaan pada 18 Juli 2008. Rencana Penggabungan ini akan menjadi efektif pada tanggal 1 Oktober 2008. Sementara untuk integrasi bisnis secara keseluruhan diharapkan dapat selesai pada triwulan IV 2009. Bank Lippo akan melebur ke dalam Bank Niaga. Nama yang dipakai dalam bank hasil merger ini adalah PT Bank CIMB Niaga Tbk.
CIMB Group Sdn Bhd, anak perusahaan dari Bumiputra-Commerce Holdings Berhad (BCHB), akan mengakuisisi 51 persen saham Bank Lippo dari Santubong Investments, anak perusahaan dari Khazanah Nasional Bhd seharga RM 2,07 miliar
BCHB akan memberikan 207,1 juta saham baru senilai RM 10 per lembar kepada Khazanah sebagai kompensasi bagi 51 persen sahamnya di Bank Lippo. Dalam penggabungan usaha antara Bank Niaga dan Bank Lippo, pemegang saham Bank Lippo akan menerima 2.822 saham baru Bank Niaga sebagai kompensasi dari setiap seribu saham Bank Lippo yang dimilikinya.
CIMB Group akan menjalankan fasilitas siaga (standby facility) untuk membeli saham Bank Niaga dan Bank Lippo senilai masing-masing Rp 1.052 dari Rp 2.969 per saham dari pemegang saham minoritas kedua bank tersebut yang memilih untuk tidak memiliki saham di Bank CIMB Niaga, bank hasil penggabungan usaha.
CIMB Group nantinya akan memiliki antara 58,7 persen dan 81,3 persen saham di Bank CIMB Niaga, tergantung dari jumlah pemegang saham minoritas yang akan memilih untuk berpartisipasi dalam kepemilikan di bank baru tersebut. CIMB Group akan menjadi pemegang saham pengendali Bank Niaga dan Bank Lippo.
Eko Nopiansyah