TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak mentah rebound setelah sejumlah pengembangan untuk pengobatan virus corona terbaru menunjukkan hasil yang menjanjikan. Walapun secara umum jumlah kasus Covid-19 yang terus bertambah tetap memberi tekanan terhadap pasar.
Dilansir melalui Bloomberg, harga minyak naik 2,4 persen di New York pada Jumat dan masih tetap berada pada jalur penurunan untuk pekan ini. Di sisi lain, pasar mengikuti pergerakan saham yang lebih tinggi setelah Gilead Sciences Inc. mengatakan pengobatan remdesivir mengurangi risiko kematian Covid-19 sebesar 62 persen.
Adapun harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Agustus naik 93 sen menjadi US$ 40,55 per barel di New York. Sementara harga minyak Brent untuk kontrak September naik 89 sen menjadi US$ 43,24 per barel.
Meski begitu, pandemi virus corona yang masih tetap meresahkan di seluruh dunia membuat Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan pemulihan pasar potensial kembali gagal. “Jika ada satu hal positif hari ini mengenai minyak dan virus, itu adalah berita tentang remdesivir,” kata Michael Hiley, kepala perdagangan energi bebas di LPS Futures yang berbasis di New York, seperti dikutip melalui Bloomberg, Sabtu, 11 Juli 2020
"Tetap saja, kita mau tidak mau akan terus mengacu pada angka penambahan infeksi virus baru yang keluar setiap hari," kata Hiley.