TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah polemik ekspor benih lobster, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan Kementerian Kelautan dan Perikanan sedang mengembangkan teknik baru budidaya lobster. Teknik yang sedang diuji coba yaitu melahirkan lobster di luar habibatnya di lautan.
"Kami sedang uji coba lahirkan lobster sendiri tanpa dari alam, tapi tarafnya belum sampai bisa," kata Edhy dalam rapat kerja KKP bersama Komisi IV DPR di Jakarta, Selasa, 23 Juni 2020.
Saat ini, kata Edhy, baru ada teknik mengambil telur lobster dari laut untuk kemudian dibudidayakan kembali. Namun dalam teknik baru ini, benih lobster akan dikawinkan sendiri.
Hanya saja, uji coba ini belum berhasil membuat lobster tumbuh besar. Sebab, uji coba ini baru mencapai 23 hari Menurut Edhy, dibutuhkan waktu sampai kurang lebih 100 hari. Namun, teknik ini akan terus dikembangkan karena sudah berhasil dilakukan pembudidaya lobster di Tasmania, Australia.
Saat ini, Edhy tengah menuai kritik atas kebijakan ekspor benih lobster. Sebab, dia mencabut larangan yang sempat diberlakukan di menteri sebelumnya, Susi Pudjiastuti.
Baca Juga:
Meski demikian, Edhy beberapa kali menjelaskan bahwa kebijakan ini tetap mengedepankan aspek budidaya. Eksportir diwajibkan untuk diwajibkan melepaskan 2 persen dari hasil budidaya lobster mereka, kembali ke laut.
Sebenarnya, Edhy ingin sampai 5 persen. Namun, dia menyebut hanya 0,2 persen benih lobster yang sebenarnya bisa bertahap hidup di alam. Sehingga, angka 2 persen dinilai sudah 10 persen lebih banyak dari yang alam berikan. "Agar ada keseimbangan," kata dia.
Ekspor pun tidak dilakukan asal-asalan. Sebelum diekspor, KKP akan meninjau lokasi budidaya dari eksportir. Lalu, KKP juga akan mendata nelayan mana saja yang sudah dilibatkan.
Aturan izin ekspor benih lobster ini pun sudah akan terus dievaluasi setiap tahun. Sehingga dengan sejumlah mekanisme ini, Edhy berjanji akan untuk terus membudidayakan lobster dan mencegahnya dari kepunahan.
FAJAR PEBRIANTO