TEMPO.CO, Jakarta - Rizal Mallarangeng enggan berkomentar banyak soal posisi barunya sebagai komisaris PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) atau Telkom. Penunjukan Rizal resmi diumumkan Telkom setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Jumat malam kemarin 19 Juni 2020.
"Saya masih baru dan sedang mempelajari lingkup tugas dan tanggung jawab baru," kata Rizal kepada Tempo di Jakarta, Minggu, 21 Juni 2020.
Rizal merupakan doktor ilmu politik. Ia adalah pendiri Freedom Institute, sebuah lembaga riset terkemuka di Jakarta yang mengkaji studi tentang Demokrasi, Nasionalisme, dan Ekonomi Pasar.
Dikutip dari laman Freedom Institute, Rizal menyelesaikan studi pascasarjana dan doktoralnya di Ohio State University, Amerika Serikat. Di Amerika, Rizal menjadi asisten dosen dan dosen di almaternya tersebut pada 2000 hingga 2001.
Pulang ke Indonesia, Rizal bergabung dengan Center for Strategic and International Studies (CSIS). Pada 2001, Rizal pun mendirikan Freedom Institute, sekaligus menjabat sebagai direktur eksekutif.
Pada 2004, Rizal juga pernah menjadi staf khusus Aburizal Bakrie saat menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada tahun 2004, di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. Lalu sejak Maret 2020, Rizal juga tercatat masih menjabat sebagai pengurus Partai Golkar.
Sabtu kemarin, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan Rizal kini merupakan sosok profesional. Sebab, Rizal sudah tidak lagi berada di Partai Politik.
"Bisa kami sampaikan bahwa sejak surat pengunduran diri beliau kami terima, maka Bang Rizal kami anggap sudah mengunduran diri dari kepengurusan DPP Partai Gollkar dalam posisi wakil ketua umum," kata Arya dikutip dari Antara.
FAJAR PEBRIANTO