Menurut Simson, jika kita hanya bertanya tentang instrumen investasi, maka setiap waktu bisa berubah. Lantaran, kinerja produk keuangan selalu berubah, terutama di masa pandemi atau new normal seperti sekarang.
Sehingga, harus ditentukan terlebih dahulu tujuan keuangan berinvestasi, apakah untuk jangka pendek, menengah atau panjang. Setelah itu, menentukan berapa target hasil investasi dan berapa bulanan yang bisa disisihkan dari budget.
Selanjutnya, menentukan risk profile sebagai investor, apakah risk taker atau risk avoider. Barulah kemudian memutuskan mau berinvestasi pada instrumen yang mana.
Berbagai pilihan tersedia, salah satunya menggunakan jasa profesional seperti reksdana karena ada manajer investasinya. Pilihan lain yaitu investasi langsung seperti ke saham atau emas atau lainnya. "Tapi harus investasi waktu dan usaha juga buat belajar jika ingin investasi langsung tanpa manajer investasi," kata dia.
FAJAR PEBRIANTO