TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan pemerintah berhati-hati dalam menekan defisit anggaran di tahun-tahun berikutnya. Pada tahun ini, pemerintah memproyeksikan defisit anggaran mencapai 6,34 persen.
Febrio mengatakan penurunan defisit menuju ke 3 persen dilakukan bertahap dalam tiga tahun ke depan. Karena itu, untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 defisit tidak akan terlalu tajam turunnya dari 6,34 persen.
"Kalau misalnya di 2021 turunnya langsung ke 3 persen, itu bahaya bagi perekonomiannya justru," ujar Febrio dalam konferensi video, Kamis, 4 Juni 2020. Ia mengatakan apabila defisit signifikan turun, maka kontraksi akan terjadi terlalu cepat.
Menurut Febrio, kontraksi yang terlalu cepat kurang baik bagi perekonomian. mengingat, pemerintah juga memiliki peran yang cukup besar dalam ekonomi, yakni sebagai katalis. "Kalau tiba-tiba defisitnya terlalu tajam turunnya, tidak baik bagi stabilitas makro."
Apabila defisit anggaran dipangkas terlalu besar, ia melihat pertumbuhan Produk Domestik Bruto yang ditargetkan pemerintah bisa jadi tidak tercapai. Karena itu, kalau pun defisit akan diturunkan pada tahun-tahun mendatang, penurunannya akan dilakukan secara gradual.
"Katakanlah kita tahun ini 6,34 persen, lalu tahun depan itu masih di atas 4 persen, lalu tahun depannya masih di atas 4 persen juga. Lalu kemudian setelah itu bisa di bawah 3 persen. Ini kami pantau terus," kata Febrio.
Pada tahun ini, defisit APBN terus melebar lantaran berkurang pemasukan pemerintah dan bertambahnya pengeluaran di masa wabah Covid-19. Pelebaran defisit melebihi 3 persen difasilitasi oleh Undang-undang Nomor 2 Tahun 2020 adalah tentang Penetapan Perppu 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).