TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Safri Burhanuddin menghimbau produksi PT Garam agar lebih modern dan profesional. Dia berharap PT Garam agar lebih dapat meningkatkan produktivitasnya baik dari sisi kualitas, maupun kuantitas produksi garam.
“Tentunya harus berbeda dengan metode yang diterapkan oleh petambak garam yang ada saat ini yang masih bersifat konvensional, baik garam untuk pemenuhan keperluan industri yang saat ini terus meningkat, dan berkembang serta makin beragam kebutuhannya, maupun juga untuk konsumsi,” kata Safri dalam keterangan tertulis, Sabtu, 30 Mei 2020.
Adapun pembuatan garam melalui metode evaporasi atau penguapan dengan menggunakan sinar matahari, telah dilakukan sejak zaman Hindia Belanda dan itu telah diterapkan oleh PT Garam sejak masih bernama Jawatan Regie Garam.
Asisten Deputi Hilirisasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves, Amalyos mengungkapkan, ada dua permasalahan utama pergaraman nasional saat ini, yaitu kuantitas atau jumlah produksi yang dihasilkan masih belum bisa mencukupi kebutuhan industri yang memerlukan garam sebagai bahan baku, yang secara nasional dari waktu ke waktu terus meningkat.
Kedua, kata dia, garam yang dihasilkan baik dari tambak garam rakyat dan juga oleh PT Garam masih belum bisa memenuhi kebutuhan industri yang memerlukan garam sebagai bahan baku. Di sisi kualitas, garam yang dihasilkan saat ini oleh kalangan industri penggunaan garam, juga dianggap belum dapat memenuhi standar kualitas.
“Peningkatan produksi garam industri, sasarannya adalah untuk menunjang rencana pemerintah di sektor industri kimia dasar, industri aneka pangan, farmasi, dan perminyakan yang terus tumbuh dan makin berkembang dan bertujuan untuk mendapatkan, ataupun meningkatkan nilai tambah serta menciptakan produk industri yang berorientasi ekspor,” kata Amalyos.
Lebih lanjut, Direktur Utama PT Garam, Budi Sasono menjelaskan, bahwa PT Garam telah menyusun strategi dan kebijakan untuk merespon arahan dari Kemenko Marves, antara lain dengan jalan meningkatkan kemampuan daya saing garam nasional melalui program pergaraman terpadu, transformasi dan efisiensi, serta terus bersinergi dengan pergaraman rakyat.
“Selain itu, kami meningkatkan produksi dan produktivitas lahan pergaraman 100 ton/ha dan kualitas garam 85 persen premium, dengan NaCl di atas 94,7 persen, kontribusi PT garam sebesar 15 persen dari produksi nasional sebanyak 2,8 juta ton," ujar Budi.
Dia mengatakan PT Garam juga terus memantabkan strategi hilirisasi melalui penambahan garam olahan setiap tahun, dan juga memperjuangkan tata niaga garam yang sehat dan berkeadilan melalui kebijakan fiskal agar daya saing makin kuat demi menghadapi tantangan garam impor.
HENDARTYO HANGGI