TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan 87 persen UMKM masih tertinggal dalam hal penetrasi digital atau online. Inilah yang menjadi salah satu alasan Kemenkop dan UKM bekerja sama dengan Blibli, bagian dari Djarum Group.
“Kami membuka kolaborasi pemikiran untuk bersama-sama membantu UMKM kita bertahan di tengah Covid-19 dan melaju setelahnya,” kata Teten dalam keterangan resmi, Selasa, 26 Mei 2020.
Kerja sama keduanya terwujud dalam peluncuran KUKM Hub di Blibli.com. Ini adalah bagian dari upaya kementerian dalam gerakan “BanggaBuatanIndonesia. Kerja sama inilah yang kemudian dikritik jurnalis Farid Gaban. Tapi kemudian, somasi datang dari Muannas, Ketua Umum Cyber Indonesia yang juga Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Muannas menganggap kritikan Farid terhadap program kerja sama ini sebagai tuduhan yang terindikasi hasutan. Meski demikian, orang yang terlibat langsung, Teten Masduki, tidak mempermasalahkan kritik dari Farid. “Untuk apa disomasi? Kritik itu meskipun tidak benar, tidak akurat, tetap saja harus dilihat sebagai aspirasi masyarakat,” kata Teten.
Lebih lanjut, Teten pun mengutip laporan dari konsultan McKinsey tahun 2018 soal empat keuntungan dari ekonomi digital. Pertama, keuntungan finansial melalui peningkatan penjualan. Kedua, penciptaan lapangan kerja, khususnya bagi UMKM.
Ketiga, keuntungan bagi pembeli dengan peluang menghemat 11 sampai 25 persen dari harga ritel. Lalu keempat, kesetaraan sosial (social equity), melalui kesempatan perempuan untuk beraktivitas dan memperoleh pendapatan melalui kegiatan di platform e-commerce.
Selain itu, Teten juga mengatakan kerja sama tidak hanya dilakukan dengan Blibli.com saja. Empat e-commerce lain juga terlibat, yaitu Tokopedia, Shopee, Lazada, dan Bukalapak. Mereka berlima yang kemudian diminta Teten membina dan memberdayakan warung dengan sentuhan teknologi digital.