Mulai dari kuliner, kosmetik, hospitality, wisata alam, sampai industri aplikasi. Namun, semua adalah bisnis asli anak muda Papua dan beroperasi di Papua. Mulai dari Jayapura, Manokwari, Raja Ampat, hingga Wamena.
Billy merinci beberapa di antara 21 bisnis ini. Ada yang mengembangkan make up khusus untuk perempuan berkulit gelap. “Market-nya bukan hanya Indonesia Timur, tapi bisa di ekspor ke Afrika dan Pasifik,” kata dia. Lalu, ada juga aplikasi promosi pariwisata seperti Jelajah Sorong.
Bisnis-bisnis ini, kata Billy, sudah berjalan sekitar satu sampai empat tahun. Billy pun membenarkan bahwa lamanya bisnis ini berjalan menjadi salah satu pertimbangan untuk mendapatkan permodalan. “Bagi PT PMI, kami harus liat konsistensi dia berbisnis dulu, baru kamu pilih,” ujarnya.
Ditanya mengenai target tenaga kerja yang terserap, Billy memperkirakan bisa mencapai 15.000 lapangan kerja baru. Jika saja 308 pengusaha bisa dikapitalisasi setiap tahun, maka akan ada 1.500 pengusaha selama lima tahun. Jika satu orang pengusaha bisa merekrut 10 orang lainnya, maka jumlahnya sudah mencapai 15.000 orang.
Selain perusahaannya, Billy menyebut perusahaan seperti Kreavi juga akan membantu. Di perusahaan tersebut, Putri Tanjung tercatat sebagai Chief Business Officer (CBO). “Dia punya Kreavi, dimana dia akan membantu rebranding,” kata Billy.
Menurut Billy, hal ini sesuai dengan pesan Jokowi. Bahwa, tugas Putri Tanjung sebagai staf khusus milenial adalah membantu rebranding produk. “Kadang mereka (UMKM) bikin produk, tapi packaging-nya kurang menarik, Putri akan membantu memberikan masukan rebranding-nya seperti apa,” kata dia.
Sehingga meski pernyataan soal dana Rp 1,44 miliar dibantah Supomo, Billy Mambrasar sedari awal juga sama sekali tidak menyebut pembiayaan itu disalurkan lewat perusahaannya. Sementara dalam siaran pers, Supomo langsung membantah hal tersebut.