TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan memastikan belum ada keputusan untuk menutup operasional kereta rel listrik (KRL) pada 18 April 2020 di zona pembatasan sosial berskala besar (PSBB), baik Jakarta, Bogor, Depok, maupun Bekasi. Permohonan penyetopan KRL itu sebelumnya sempat diusulkan beberapa kepala daerah.
Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati, mengakui telah menerima surat secara resmi terkait permintaan tersebut dari Pemerintah Kabupaten Bogor. Sedangkan pemerintah kota lainnya sudah menyatakan permintaan yang sama secara lisan.
Namun, Adita menerangkan, pemerintah, baik pusat maupun daerah, perlu lebih dulu mengatur masalah di bagian hulu terkait penerapan work from home (WFH) oleh perusahaan dan perkantoran. Di samping itu, pemerintah juga sedang mencari solusi untuk pekerja informal yang masih harus mencari nafkah di Jakarta.
"Selama ini belum terselesaikan, transportasi khususnya KRL akan selalu ada untuk masyarakat yang membutuhkan," kata Adita kepada Tempo, Kamis, 16 April 2020.
Adita mengatakan, seandainya KRL disetop, kebijakan itu bukan tak mungkin bakal menimbulkan masalah baru. Bahkan, termasuk masalah untuk moda transportasi lainnya.
Adapun mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 18 Tahun 2020, pengendalian transportasi yang dimaksud dalam beleid itu ditekankan pada sisi pembatasan. Untuk KRL, Adita menerangkan, pemerintah memutuskan untuk membatasi jumlah penumpang, frekuensi kereta api, dan jam operasional.
Kebijakan ini telah disesuaikan dengan protokol kesehatan serta upaya untuk menjaga jarak fisik (physical distancing). "Bukan dengan menghentikan total atau melarang beroperasi," katanya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan operasional KRL dihentikan setelah wilayah Tangerang Raya memberlakukan PSBB. PSBB di Tangerang Raya yaitu Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Tangerang Selatan akan berlaku pada 18 April.
"Kita solidaritas, nunggu dulu Tangerang Raya, di tanggal itu, menurut KCI info ke saya ada eksperimen dinihilkan. Setelah itu nanti kita evaluasi," ujar Ridwan Kamil alias Emil.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | ADI WARSONO