Lippo Karawaci juga telah melakukan divestasi seluruh saham di First REIT yang dimulai sejak Juni 2019 dan selesai pada Februari 2020. Pada kuartal pertama 2020, aksi korporasi tersebut menghasilkan Rp 322 miliar. Total penjualan sejak dimulainya aksi korporasi pada Juni 2019 telah menghasilkan Rp 851,7 miliar.
Berikutnya, perseroan juga telah menyesuaikan strategi lindung nilai alias hedging di awal triwulan pertama 2020 ketika nilai tukar rupiah berada pada Rp13.700 per dolar Amerika Serikat. dari langkah itu, perseroan menghasilkan sekitar US$ 60 juta dengan memindahkan hedging dari Rp 15.000 ke Rp 17.500 untuk nilai pokok obligasi perusahaan.
Selain itu, Lippo Karawaci juga telah menghapus semua obligasi yang jatuh tempo hingga 2025 melalui pembiayaan kembali obligasi perusahaan senilai US$ 425 juta dari tahun 2022 menjadi tahun 2025. Di samping juga mengamankan pinjaman modal kerja senilai Rp 700 miliar dengan bank lokal besar di bulan Maret 2020. Pinjaman akan menyediakan likuiditas tambahan bagi Perseroan, jika diperlukan
Selain aksi-aksi korporasi yang sudah dilakukan, perseroan juga terus berupaya untuk meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas keuangan. Pada saat ini, perseroan dinilai tidak perlu untuk meningkatkan modal, sehingga perseroan terus bergerak maju untuk divestasi saham Lippo Mal Puri.