TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan Gojek Indonesia menyiapkan skenario bisnis untuk menghadapi potensi tingginya penyebaran virus corona atau Covid-19 di Indonesia. Pengalaman dari negara asal virus, Cina, menjadi salah satu rujukan dari Gojek.
“Cina itu sudah mulai recovery,” kata Co-CEO Gojek Indonesia, Andre Soelistyo, dalam Media Conference Call di Jakarta, Selasa, 24 Maret 2020.
Andre menyebut Cina mengalami puncak kasus virus corona pada Februari 2020. Lalu bulan depan, April 2020, konsumsi di negara tersebut diprediksi bisa kembali ke level 90 persen. Kemudian, mulai membaik 100 persen pada Mei hingga Juni.
Sehingga, Cina kira-kira memiliki periode penanganan virus hingga perbaikan ekonomi sekitar empat sampai lima bulan lamanya. Sementara di Indonesia, kasus virus corona baru belakangan.
Dua kasus pertama virus corona memang diumumkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada Senin, 2 Maret 2020. Hari ini, jumlah kasus yang muncul melonjak. Belum sampai sebulan, penyebaran virus corona diketahui terus meluas. Sampai kemarin, sudah 579 orang yang terinfeksi virus corona di tanah air. 49 meninggal dunia dan 30 lainnya sembuh.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB) pun juga sudah memperpanjang status keadaan tertentu darurat bencana wabah akibat virus corona. Dalam surat keputusan bernomor 13.A Tahun 2020, Kepala BNPB Letnan Jenderal Doni Monardo mengatakan memperpanjang keadaan darurat ini dari 29 Februari sampai dengan 29 Mei 2020.
Namun, dengan berkaca dari pengalaman Cina, maka Gojek membuat skenario bisnis bahwa masa penanganan, puncak virus corona, sampai perbaikan ekonomi di Indonesia akan berlangsung sampai sekitar Juni hingga Juli 2020, empat sampai lima bulan setelah kasus pertama di Indonesia muncul awal Maret 2020.
“Itu istilahnya best case, mudah-mudahan penyebaran ini gak kemana-mana, makanya penting banget Social Distancing, kalau enggak, takutnya kayak di Eropa,” ujar Andre. Akan tetapi, Ia tidak merinci skenario rinci seperti apa yang disiapkan Gojek jika perkiraan virus corona lebih lama dari yang diproyeksikan.
FAJAR PEBRIANTO