Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bank Mandiri Tunggu Waktu dan Harga yang Pas Sebelum Buyback

image-gnews
(Baju putih) Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar dan (batik jingga) Wakil Direktur Utama Hery Gunardi bersama jajaran direksi lainnya meresmikan Kantor Cabang Bank Mandiri yang menggabungkan konsep kafe kopi dengan perbankan di Mal Senayan City, Jakarta, Rabu 11 Maret 2020. EKO WAHYUDI l Tempo.
(Baju putih) Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar dan (batik jingga) Wakil Direktur Utama Hery Gunardi bersama jajaran direksi lainnya meresmikan Kantor Cabang Bank Mandiri yang menggabungkan konsep kafe kopi dengan perbankan di Mal Senayan City, Jakarta, Rabu 11 Maret 2020. EKO WAHYUDI l Tempo.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen PT Bank Mandiri Tbk (Persero) menyatakan siap untuk buy back atau pembelian kembali saham perseroan. Namun, kata Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Royke Tumilaar, pihaknya masih menunggu waktu yang tepat untuk melakukan aksi korporasi tersebut.

“Kalau siap (buyback), kita semua siap, karena memang diberikan kebijakan tidak perlu izin sudah bagus. Tapi persiapan kita kan apakah timingnya tepat, harganya tepat, dan memberikan manfaat nggak ke perusahaan ya kan, yang penting itu kan,” kata Royke di Mal Senayan City, Jakarta, Rabu 11 Maret 2020. 

Adapun Mandiri menjadi menjadi salah satu perusahaan pelat merah yang diminta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk lakukan buy back saham guna bisa mendongkrak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terpuruk imbas dampak Virus Corona (Covid-19) dan anjloknya harga minyak dunia.

Royke mengatakan, bahwa buy back yang akan dilakukan perseroan harus bisa  memberikan manfaat. Namun, jika langkah tersebut akan memberikan dampak buruk maka tidak akan dilakukan. Bank Mandiri masih memantau kondisinya pasar saat ini.

"Bukan saja (timing buyback saat) drop, tapi nanti kita lihat nanti apa namanya benefit ke perusahaan kan macam-macam, jadi treasury stock atau jadi penggunaan itu pemanfaatannya macam-macam. Apakah untuk dijadikan long term bonus atau jadi treasury stock, karena semua keputusan ada konsekuensinya. Jadi kita lihat timingnya,” ujarnya.

Royke mengaku belum menyiapkan alokasi dana yang bakal digunakan untuk melakukan aksi korporasi tersebut. Menurutnya jumlah anggaran bisa disiapkan jika waktu untuk melakukan pembelian saham sudah ditentukan.

“(Alokasi) Belum kita hitung lah. Jadi kita belum sampai ke angka, karena kita lihat timingnya belum, dalam hitungan jam kita bisa lakukan kok,” ujar Royke.

Seperti diketahui sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, otoritas mengizinkan semua emiten atau perusahaan publik melakukan pembelian kembali (buyback) saham. Hal ini sebagai upaya memberikan stimulus perekonomian dan mengurangi dampak pasar yang berfluktuasi secara signifikan. 

Wimboh menjelaskan, anjloknya IHSG itu sejalan dengan perlambatan dan tekanan perekonomian baik di global, regional, maupun nasional sebagai akibat dari wabah covid-19 atau virus corona dan melemahnya harga minyak dunia.

“Untuk itu, OJK hari ini mengeluarkan kebijakan pelaksanaan pembelian kembali saham yang dikeluarkan oleh emiten atau perusahaan publik (buyback saham),” ujar Wimboh dalam keterangan tertulisnya.

Selain Bank Mandiri, beberapa BUMN yang sahamnya diminta buyback adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Persero) atau BBRI, PT Bank Tabungan Negara Tbk (Persero) atau BBTN.

Selain itu, ada juga BUMN di sektor kontruksi yaitu PT Wijaya Karya Tbk (Persero) atau WIKA, PT Adhi Karya Tbk (Persero) atau ADHI, PT PP Tbk (Persero) atau PTPP, PT Jasa Marga Tbk (Persero) atau JSMR, dan PT Waskita Karya Tbk (Persero) atau WSKT.

Di sektor tambang, ada PT Antam Tbk (Persero) atau ANTM, PT Bukit Asam Tbk (Persero) atau PTBA, dan PT Timah Indonesia Tbk (Persero) atau TINS.

EKO WAHYUDI l M. HENDARTYO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

1 hari lalu

Pengunjung melihat layar pergerakan Index Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa 16 April 2024. Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG ambruk 2,15% ke posisi 7.130,27. Selang 12 menit setelah dibuka, IHSG berhasil memangkas koreksinya sedikit menjadi anjlok 2,06% menjadi 7.136,796. TEMPO/Tony Hartawan
IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.


Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

1 hari lalu

Benjie Yap. Foto: Linkedin
Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.


Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

1 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.


BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

2 hari lalu

Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto
BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).


IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

2 hari lalu

Pengunjung melihat layar pergerakan Index Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa 16 April 2024. IHSG ambruk di tengah banyaknya sentimen negatif dari global saat Indonesia sedang libur Panjang dalam rangka Hari Raya Lebaran 2024 atau Idul Fitri 1445 H, mulai dari memanasnya situasi di Timur Tengah, hingga inflasi Amerika Serikat (AS) yang kembali memanas. TEMPO/Tony Hartawan
IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.


Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

4 hari lalu

Pekerja berada di depan layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu, 26 April 2023. Usai cuti bersama Lebaran 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu (26/4) dibuka menguat 60 poin (0,88 persen) ke 6.877. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?


Bank Mandiri Umumkan Tim Proliga 2024 Putri, Jakarta Livin' Mandiri (JLM)

7 hari lalu

Bank Mandiri Umumkan Tim Proliga 2024 Putri, Jakarta Livin' Mandiri (JLM)

Menjelang kompetisi voli terbesar di Indonesia, Proliga 2024, Bank Mandiri secara resmi mengumumkan tim voli putri profesional dengan nama Jakarta Livin' Mandiri (JLM).


Rupiah Melemah, Bank Mandiri Optimistis Likuiditas Rupiah dan Valas Tetap Terjaga

7 hari lalu

Rupiah Melemah, Bank Mandiri Optimistis Likuiditas Rupiah dan Valas Tetap Terjaga

Bank Mandiri memastikan kondisi likuiditasnya saat ini masih solid, meskipun terjadi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.


Bank Mandiri Raih Top Companies 2024 Versi LinkedIn

7 hari lalu

Bank Mandiri Raih Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Bank Mandiri menempati posisi pertama Top Companies 2024 di Indonesia versi LinkedIn.


SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

8 hari lalu

Ilustrasi saham atau IHSG. TEMPO/Tony Hartawan
SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.