TEMPO.CO, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memperkirakan realisasi investasi Cina di semester I/2020 akan melorot. Penurunan terjadi ini tak lain akibat wabah virus corona atau COVID-19 di Cina, yang kini sudah menyebar sampai ke Indonesia.
"Dari simulasi daya yang diterima di Februari, kemungkinan menurun, khusus Cina," kata Bahlil saat ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat, 6 Maret 2020.
Situasi ini sebenarnya juga sudah disadari oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi sejak dua hari lalu, 4 Maret 2020. Menurut dia, merebaknya virus corona ini memperlambat kinerja di berbagai sektor, khususnya perdagangan dan investasi.
"Investasi mau masuk, karena ada corona jadi ngerem," kata Jokowi saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan di Istana Negara, Jakarta pada Rabu, 4 Maret 2020.
Di sisi lain, realisasi investasi asing sepanjang Semester I/2019 mencapai Rp 212,8 triliun (43 persen dari target tahunan sebesar Rp 483,7 triliun). Dari jumlah itu, 16,2 persen atau sekitar Rp 34,4 triliun berasal dari Cina atau ketiga tertinggi setelah Singapura dan Jepang.
Menurut Bahlil, dampak paling besar diterima oleh investasi Cina yang tengah berjalan pada industri hilirisasi. Sebab, mesin dan tenaga kerja yang dibutuhkan masih tertahan di Cina. Sehingga, mau tak mau proses produksi terhenti. "Tapi saya enggak terlalu khawatir, kalau Maret April Corona selesai, maka bisa dipacu ketertinggalan (investasi) di Januari dan Februari," kata dia.
Meski demikian, Bahlil optimis investasi dari negara lain akan meningkat karena BKPM menggenjot promosi investasi dari negara lain, selain Cina. Selain itu, BKPM juga mengejar investasi di dalam negeri. "Agar laporan kuartal I nanti investasi tidak turun, minimal sama dengan tahun lalu," kata dia.