TEMPO.CO, Jakarta - Infeksi global virus Covid-19 alias Corona membuat arus penerbangan rute asing di berbagai bandara besar anjlok sejak bulan lalu. Eksekutif General Manager Bandara Soekarno-Hatta, Agus Haryadi, mengatakan jumlah penumpang internasional di bandaranya kian tergerus menyusul pembatalan dan pemangkasan frekuensi berbagai penerbangan.
"Volume Februari biasanya tak besar karena low season, tapi kali ini semakin turun karena andil Corona," ujarnya kepada Tempo, Kamis 5 Maret 2020.
Sepanjang Februari 2019, kata dia, masih terdapat 7.258 pergerakan pesawat rute asing dari dan menuju Soekarno-Hatta, setara pergerakan 1,09 juta penumpang. Bila dibandingkan secara tahunan (year on year) dengan bulan lalu, volume itu menukik tajam menjadi hanya 6.722 penerbangan dengan pergerakan 850 ribu penumpang.
Menurut Agus, kondisi itu belum terlihat pada Januari lalu. "Meski Corona sudah teridentifikasi. Isunya belum menyebar sehingga pengaruhnya ke penerbangan asing masih kecil," katanya. "Barulah bulan lalu banyak negara dan maskapai membatasi perjalanan udara."
Corona sudah merebak ke 78 negara sejak pertama muncul di Wuhan, Cina. Pada 30 Januari lalu, Organisasi Kesehatan Dunia mengumumkan wabah ini sebagai kedaruratan kesehatan yang meresahkan dunia (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC).
Pembekuan jalur penerbangan dari dan menuju Cina pada 5 Februari lalu mengawali awan hitam bisnis perjalanan wisata yang mayoritasnya dilayani dengan pesawat. Kehilangan potensi 2 juta wisatawan per tahun dari Cina, Kementerian Pariwisata sempat memperkirakan hilangnya potensi devisa hingga US$ 4 miliar atau Rp 54,8 triliun (dalam kurs Rp 13.722 per dolar AS), jika diasumsikan dari rata-rata pengeluaran per turis (Average Spending Per Arrival/ASPA). Pelaku penerbangan pun terpuruk karena pembekuan akses umrah oleh Pemerintah Arab Saudi pada akhir bulan lalu.
Dari catatan sementara pengelola Soekarno-Hatta yang dikelola PT Angkasa Pura II, terdapat 1.886 pengajuan pembatalan penerbangan sejak 3 Februari hingga 31 Maret mendatang. "Banyak maskapai asing memangkas flight, misalnya Singapore Airlines yang membatalkan 22 penerbangan pulang pergi."