TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim sekitar 30 perusahaan sudah menyatakan minat untuk menanamkan investasinya di ibu kota baru, Kalimantan Timur. Perusahaan-perusahaan tersebut akan turut membangun klaster khusus yang memang dibuka untuk swasta.
"Sebanyak 30 perusahaan berasal dari dalam negeri dan luar negeri. Ada perusahaan listrik, mobil, perusahaan pompa air, macam-macam," ujar Luhut dalam diskusi bertajuk 'Merajut Konektivitas Ibu Kota Negara' di Jakarta Pusat, Rabu, 26 Februari 2020.
Luhut menjelaskan perusahaan yang sudah menyatakan niatnya berasal dari pelbagai negara. Ia mencontohkan, beberapa di antaranya meliputi Uni Emirat Arab, Amerika Serikat Hungaria, Jepang, Cina, dan Australia.
Di samping itu, Luhut mengatakan ada beberapa negara yang sudah menawarkan diri secara terbuka untuk turut menanamkan modal. Tawaran itu disampaikan kepada sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju kala menghadiri pertemuan-pertemuan kenegaraan, seperti G20.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, minat investor asing saat ini tersebar untuk beberapa skema kerja sama dan sektor. Di antaranya tiga institusi asing berniat ingin berinvestasi melalui skema Sovereign Wealth Fund (SWF). Selanjutnya, satu negara ingin berinvestasi dengan skema bilateral fund.
Kemudian, lima perusahaan asing tertarik berinvestasi di bidang sekuritas, satu perusahaan tertarik di bidang asurnasi, empat perusahaan tertarik untuk bidang air minum, tiga perusahaan untuk bidang listrik. Lalu, satu perusahaan untuk bidang limbah/persampahan, satu perusahaan untuk bidang fasilitas kesehatan, satu perusahaan untuk hunian, dan satu perusahaan untuk retail.
Ada juga lima perusahaan yang tertarik untuk bidang transportasi. Kemudian, satu perusahaan tertarik investasi di bidang telekomunikasi, dan enam perusahaan tertarik untuk bidang industri.