TEMPO.CO, Jakarta – Sejumlah agen penyedia jasa layanan perjalanan mengoreksi target transaksinya dalam perhelatan Astindo Travel Fair 2020. Diperkirakan, realisasi transaksi tahun ini lebih lesu ketimbang tahun lalu lantaran terpengaruh mewabahnya virus corona di Cina.
Marketing Aviatour, Susanto, mengatakan volume transaksi untuk ekshibisi tahun ini akan melorot 50 persen karena agen tak lagi menjual paket wisata ke Negeri Tirai Bambu. “Hampir 40-60 persen penjualan paket kami ke Cina. Karena sekarang ada virus corona, wisatawan otomatis tidak berminat ke sana,” ujar Susanto saat ditemui di Jakarta Convention Center, Senayan, Sabtu, 22 Februari 2020.
Situasi demikian diakui membuat Aviatour kehilangan pangsa pasar. Hal itu tentunya akan berdampak pada total transaksi yang akan dicapai pada akhir masa ekshibisi nanti.
Susanto menyatakan, hingga kelar masa pameran pada esok hari, total transaksi yang akan diraih perusahaan diprediksi hanya menyentuh Rp 5 miliar. Sedangkan pada tahun lalu, total transaksi Aviatour di Astindo Travel Fair mencapai hampir Rp 10 miliar.
Lesunya penjualan paket wisata tahun ini tak hanya didorong oleh penangguhan promosi wisata ke Cina. Namun juga disebabkan oleh menurunnya minat masyarakat untuk berkunjung ke pameran. Menurut Susanto, volume tamu yang berkunjung ke tenannya pada pameran kali ini tak seramai tahun lalu.
Senasib dengan Susanto, Travel Consultant Bayu Buana Frederica Ade Travel mengakui target transaksi untuk penjualan paket wisata pada pameran kali ini akan sulit dicapai karena masyarakat tengah menunda perjalanannya. “Target transaksi kami tahun ini 50 pacs. Tahun lalu target lebih kecil, tapi tercapai lebih dari 50 transaksi,” ujarnya kala ditemui di tempat yang sama.
Sama halnya dengan Aviatour, Frederica menjelaskan bahwa agen travelnya, Bayu Buana, saat ini sedang tak menyediakan penjualan paket perjalanan ke Negeri Tirai Bambu. Padahal, menurut dia, pasar Cina memiliki porsi yang besar terhadap total keseluruhan penjualan paket.
Saat ini, pengunjung rata-rata mengalihkan perjalanannya ke negara Asia bagian lain, seperti Jepang dan Korea Selatan. Kalau pun ada penjualan paket ke Cina, wisatawan memilih untuk berangkat setelah bulan Juni 2020 atau pasca-Lebaran.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA