TEMPO.CO, Tangerang - PT Angkasa Pura II (Persero) mencari mitra strategis untuk mengelola Bandara Kualanamu, Medan. AP II sudah merilis amandemen dari Dokumen Permintaan Proposal (Request for Proposal/RfP).
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan sudah ada beberapa yang tertarik untuk mengelola bandara di Medan tersebut.
“Sekitar 39 perusahaan sudah mengirimkan Letter of Interest (LoI) terkait dengan ketertarikan mereka untuk menjadi mitra strategis. Pada hari ini kami merilis amandemen RfP agar mereka segera mengajukan proposal penawaran resmi," kata dia di Bandara Soekarno Hatta, Banten, Senin 10 Februari 2020.
Senin 10 Februari 2020, PT Angkasa Pura II telah merilis amandemen dari Dokumen Permintaan Proposal (Request for Proposal/RfP). Amandemen Dokumen RfP yang dirilis hari ini merupakan versi pembaruan (updated) dari yang pernah diterbitkan pada 9 Juli 2019.
Sehingga kata Awaluddin, para calon mitra strategis kemudian akan mengirimkan proposal resmi kepada perseroan dengan merujuk pada amandemen Dokumen RfP tersebut.
Awaluddin juga menargetkan penyampaian dokumen penawaran dari calon mitra strategis untuk pengembangan dan pengelolaan Bandara Internasional Kualanamu pada Akhir Juni 2020. “Kami targetkan rangkaian seleksi untuk mendapat mitra strategis berkelas dunia ini tuntas pada Kuartal IV/2020,” ujarnya.
Ia menuturkan, 39 perusahaan tersebut yang sudah mengirimkan Letter of Interest berasal dari Asia Timur, Asia Barat, kawasan Asean hingga Eropa.
Nantinya PT Angkasa Pura II dan mitra strategis akan menjadi pemegang saham di PT Angkasa Pura Aviasi yang akan mengelola Bandara Internasional Kualanamu dengan masa konsesi 25 tahun. Di mana komposisi kepemilikan saham di PT Angkasa Pura Aviasi adalah PT Angkasa Pura (minimum 51 persen) dan mitra strategis (maksimum 49 persen).
“PT Angkasa Pura II menjadi pemegang saham mayoritas di PT Angkasa Pura Aviasi sehingga memegang kendali terkait dengan berbagai rencana pengembangan dan pengelolaan Bandara Kualanamu. Kami memastikan Bandara Kualanamu akan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di Indonesia,” ucapnya.
Setelah masa konsesi selesai, Awaluddin menuturkan, maka hak pengelolaan beserta aset yang ada akan sepenuhnya dikembalikan ke PT Angkasa Pura II.
Skema Strategic Partnership dalam pengembangan dan pengelolaan Kualanamu ini mendatangkan berbagai keuntungan bagi PT Angkasa Pura II dan Indonesia, seperti Foreign Direct Investment (fdi) yang terdiri dari capex commitment dan upfront payment, pengembangan aset di Kualanamu.
Keuntungan lainnya adalah bisa mempercepat pembangunan Bandara Kualanamu dengan adanya alternatif pembiayaan dari mitra strategis, ditambah nanti aset yang sudah dibangun akan kembali ke PT Angkasa Pura II
"Serta pengembangan 3E yaitu expansion the traffic, Expertise Sharing dan Equity Partnership dengan tujuan menjadikan Bandara Kualanamu sebagai internasional airport hub di kawasan Barat Indonesia," kata Awaluddin.