TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku industri farmasi menyatakan produksi masker di Indonesia sudah tidak mampu memenuhi permintaan yang semakin membengkak.
Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) sekaligus induk holding BUMN Farmasi Honesti Basyir mengatakan hal itu lantaran virus Corona membuat masyarakat panik dan permintaan masker naik sementara pasokan tidak bertambah.
"Kemarin diminta satu juta masker N95, terus terang tidak bisa dipenuhi karena seluruh masker N95 yang ada akan diberikan pada BNPB sesuai instruksi pemerintah untuk disalurkan pada pekerja medis maupun di lokasi penjagaan keluar masuk warga," kata Honesti, Rabu 5 Februari 2020.
Menurut Honesti, perusahaan memang tidak memiliki produksi masker. Namun, Kimia Farma sebagai anggota holding yang memiliki masker N95 saat ini pun sudah memastikan tidak memiliki pasokan yang memadai.
Di sisi lain, Honesti memastikan saat ini perseroan terus menjalin kerja sama dengan lembaga riset dan stakeholders terkait seperti Kementerian Kesehatan dalam pencarian bibit virus Corona.
Kata Honesti, sangat sulit saat ini untuk langsung meracik obat maupun vaksin pencegah virus Corona. Di Cina pun hingga sekarang belum berhasil ditemukan obatnya. Belum lagi, pembuatan sebuah vaksin paling tidak membutuhkan waktu hingga 15 tahun.
"Jadi kampanye kami adalah masyarakat agar semakin meningkatkan daya tahan tubuhnya baik dengan vaksin yang sudah seperti vaksin flu atau rutin konsumsi multivitamin," ujarnya.