TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan peringatan dini banjir pada 31 Desember lalu kalah populer dengan pelbagai isu sehingga tak terlampau menjadi perhatian masyarakat. Informasi itu ia sampaikan saat menghadiri rapat dengar pendapat di Komisi V DPR, Selasa, 28 Januari 2020.
"Saat BMKG memberikan peringatan dini mengenai potensi meningkatnya intensitas hujan mulai 31 Desember, kabar ini ternyata hanya menduduki urutan kesembilan di trendig topic," ujar Dwikorita di kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta.
Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada ini memaparkan, peringatan dini tersebut tertelan oleh isu terungkapnya dua pelaku penyiraman air keras Novel Baswedan dan dugaan korupsi Jiwasraya yang bertengger di urutan teratas kabar populer hari itu. Isu lain yang juga mendominasi adalah kecelakaan bus Sriwijaya dan bebasnya Ahmad Dhani dari bui.
Kondisi tersebut bahkan tak terlampau berubah pasca-bencana banjir melanda Jakarta dan sekitarnya pada 1 Januari lampau. Ia menyebut kabar peringatan dini hanya naik tiga level menjadi peringkat enam di posisi kabar populer.
Banjir yang melanda Jabodetabek dan sekitarnya pada 1 Januari lalu menyebabkan 19 warga meninggal. Adapun 31.232 jiwa mengungsi di 269 titik.
Sejak 27 Desember 2019, BMKG telah memberikan peringatan dini secara berkala setiap satu hingga tiga hari. Peringatan dini telah ditekankan pada daerah rawan bencara banjir, yakni Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Anggota Komisi V DPR dari Partai NasDem, Tanamuri, memberikan tanggapan terhadap keluhan Dwikorita tentang kalah bekennya peringatan dini cuaca dengan isu lain. Menurut dia, hal itu dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan masyarakat terhadap BKMG.
"Ramalah cuaca ini sering tidak sesuai dengan kenyataannya. Disebut akan hujan tiga hari nyatanya tidak terjadi," ujarnya.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA