TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat ini sedang merombak dan membenahi banyak perseroan yang berada di bawah kewenangannya. Hal itu tidak selalu berjalan mulus, ia mengaku sering mendapatkan ancaman dalam melakukan tugasnya terutama saat menangani kasus yang membelit PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dan PT Asabri (Persero).
"Saya rasa itu (ancaman) udah makan sehari-hari, apalagi dengan Jiwasraya, Asabri," ujarnya saat menghadiri acara Millenial Summit 2020 di kawasan Darmawangsa, Jakarta Selatan, Jumat, 17 Januari 2020.
Erick Thohir mengatakan, teror ancaman yang sering diterimanya macam-macam bentuk nya. Namun ia enggan menjelaskan insiden apa saja yang menimpanya secara detail.
Erick Thohir hanya mengatakan akan terus menjalankan tugas sebagai Menteri BUMN dengan baik hingga masa akhir jabatannya. "Macam-macam tapi lillahi ta'ala, kita kan ketika dipercaya amanah seperti ini ya kerjakan yang terbaik aja," tuturnya.
Ihwal rencana apakah ia akan merombakan Direksi Asabri, Erick Thohir belum mau berkomentar terkait hal tersebut. "Saya belum mau jawab," ucapnya.
Asabri sedang dilanda kabar adanya dugaan tindakan korupsi diperseroannya yang merugikan negara hingga lebih dari Rp 10 triliun.
Kasus lainnya adalah Jiwasraya yang telah melakukan investasi pada aset-aset dengan risiko tinggi untuk mengejar keuntungan tinggi, diantaranya penempatan saham sebanyak 22,4 persen senilai Rp 5,7 triliun dari aset finansial.
Dari jumlah itu, lima persen dana ditempatkan pada saham perusahaan dengan kinerja baik, sisanya 95 persen dana ditempatkan di saham yang berkinerja buruk.
Akibat aksi tersebut Jiwasraya diduga membuat negara mengalami kerugian sebesar Rp13,7 triliun.