TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pabrikan mobil listrik asal Cina, BYD Auto Co., Ltd, berminat menanam investasi ke Indonesia dalam skala besar. BYD dimungkinkan akan merelokasi pabriknya ke Indonesia dalam waktu dekat.
"Sudah (menyampaikan niat). Angkanya (nilai investasi) akan banyak," ujar Luhut di Bursa Efek Indonesia, Rabu, 8 Januari 2020. Luhut tak mendetailkan total modal yang akan dikucurkan BYD untuk Indonesia.
Masuknya BYD ke Indonesia digadang-gadang bakal mendorong pertumbuhan produksi mobil bebas energi di Tanah Air. BYD nantinya akan berkompetisi dengan Hyundai, pabrikan mobil listrik asal Korea Selatan, yang lebih dulu berkomitmen merelokasi pabrik ke Indonesia.
Luhut mengklaim pihak Hyundai tak keberatan dengan masuknya BYD sebagai pesaing pasar. Adapun pada 2019 lalu, sejatinya BYD telah masuk ke Indonesia. Kala itu, BYD memasok 200 armada kepada PT Blue Bird Tbk untuk angkutan taksi listrik.
Untuk memuluskan rencana masuknya investasi mobil listrik asal asing ke dalam negeri, Luhut mengatakan pemerintah sedang bergiat menyiapkan peranti pendukung. Misalnya, stasiun pengisian bahan bakar listrik atau SPBL yang saat ini jumlahnya masih sangat minim. "Kita juga akan siapkan (pabrik) lithium battery. Sekarang sudah hampir final, jadi generasi muda akan menikmati mobil bebas energi," tutur Luhut.
Sebagai upaya menggenjot tumbuhnya investasi mobil listrik di dalam negeri, Presiden Joko Widodo atau Jokowi beberapa waktu lalu telah resmi mengundangkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang mobil listrik. Aturan itu adalah Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Progam Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) Untuk Transportasi Jalan.