TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada Kamis, 9 Januari 2020, diperkirakan masih melemah dipengaruhi memanasnya konflik antara Amerika Serikat dan Iran.
Pada perdagangan Rabu, IHSG ditutup melemah 0,86 persen ke level 6.225,69. Pelemahan ini didorong sektor industri dasar dan perkebunan yang masing-masing melemah sebesar 2,15 persen dan 1,55 persen.
Dalam riset hariannya, analis Artha Sekuritas Dennies Christopher Jordan, mengatakan pelemahan IHSG juga didorong sentimen perang AS-Iran yang kembali memanas. Investor menjadi lebih konservatif untuk masuk ke pasar modal.
"IHSG Kamis (9/1/2020) diprediksi melanjutkan pelemahan, di mana perhatian investor masih akan tertuju pada kelanjutan perang dingin antara AS dan Iran. Secara teknikal, indikator stochastic membentuk deadcross yang mengindikasikan masih ada potensi pelemahan jangka pendek," katanya.
Dennies memperkirakan IHSG bergerak pada rentang resistance 6.245 hingga 6.263 dan rentang support 6.199 hingga 6.213.
Beberapa saham yang direkomendasikan untuk dicermati oleh para investor, antara lain ANTM, CPIN, dan SCMA.
Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi menyatakan potensi pergerakan IHSG masih cenderung bearish yang terlihat dari indikator Stochastic dan RSI yang memiliki pola bearish. MACD juga mulai mengkonfirmasi pergerakan divergent negatif.
"Kami perkirakan IHSG akan bergerak melanjutkan pelemahan dengan support resistance 6.189-6.249," katanya.
Adapun, saham-saham yang masih dapat dicermati secara teknikal menurut Lanjar, di antaranya LSIP, BNGA, ASSA, ASII, TINS, BEST, POWN, CTRA, dan AKRA.
BISNIS