TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM Bahlil Lahadalia meminta investor Cina tak hanya menanamkan modalnya di Indonesia, namun juga mencatatkan saham atau listing di Bursa Efek Indonesia.
"Saya minta para penanam modal juga listing ke Indonesia. Tidak hanya di luar negeri saja. Ini adalah bentuk sinergi yang baik," ujar Bahlil saat menyampaikan sambutannya dalam forum bisnis bersama pengusaha Cina di Main Hall BEI, Jakarta, Rabu, 8 Januari 2020.
Bahlil mencatat, saat ini Cina menempati negara terbesar keenam yang telah merealisasikan investasinya ke Indonesia. Terakhir, dalam laporan yang disampaikan pada November lalu, total modal yang disuntik Negara Tirai Bambu ke dalam negeri mencapai US$ 2,3 miliar. Angka itu setara dengan 16,2 persen dari total investasi asing yang masuk ke Tanah Air.
Bahlil melanjutkan, seumpama pemodal Cina melakukan pencatatan saham di Indonesia, tindakan tersebut akan menandai hubungan yang harmonis antar-kedua negara. Ia lantas meminta pengusaha agar tak perlu ragu dengan pasar saham di Indonesia.
Sebab, kata dia, Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi yang potensial di ASEAN. Apalagi, ujar dia, dalam waktu beberapa tahun ke depan, Indonesia akan memperoleh bonus demografi dengan mayoritas penduduk berusia produktif. Dengan begitu, Indonesia akan memiliki sumber daya manusia yang besar.
"Ke depan, dengan kondisi ekonomi yang ada, bila tenaga kerja Vietnam mahal, Indonesia adalah tempat terbaik untuk menanamkan investasi," ucapnya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Cina telah berkomitmen menggarap sejumlah proyek besar bersama pemerintah Indonesia di Tanah Air. Salah satu yang telah terealisasi belakangan ini ialah proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang pembebasan lahan proyeknya sudah hampir 100 persen.
Ke depan, ia berharap Indonesia akan menampung lebih banyak suntikan modal dari Cina. Khususnya, kata dia, dalam bidang transformasi teknologi.
"Misalnya mengenai smelter sampai pada lithium battery. Lalu sampai ada katodanya juga, sampai pada stainless steel, karbon steel. Semua kita dapat dengan first technology," ucapnya.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA