TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN Zulkifli Zaini diminta tak lebih berhati-hati dalam mengelola keuangan di masa mendatang, khususnya terkait utang perusahaan. Sebab, Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia atau Hipmi Mardani Maming menyebutkan saat ini nilai utang PLN sudah masuk tahap waspada.
Oleh karena itu, Maming meminta Zulkifli fokus menjaga agar masalah keuangan ini tidak berdampak ke berbagai sektor lain. "PLN agar fokus pada pengembangan dan pemeliharaan transmisi. Investasinya diarahkan ke sana sehingga rasio dan kualitas elektrifikasi terjaga dengan baik,” katanya, seperti dikutip dari siaran pers, Selasa, 24 Desember 2019.
Langkah untuk menekan laju utang PLN yang kini lebih dari Rp 600 triliun, menurut Maming, bisa dilakukan dengan memperkuat peran swasta dalam proyek pembangunan pembangkit listrik. Direksi PLN sebelumnya disebut-sebut sangat berambisi membangun pembangkit listrik secara sendiri-sendiri, tanpa lebih banyak melibatkan pihak swasta.
Maming meminta Zulkifli Zaini tidak mengulangi dan meneruskan beberapa kebijakan yang dikeluarkan pendahulunya. "Kebijakan sebelumnya sangat membahayakan keuangan perusahaan di masa mendatang,” ucapnya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sebelumnya telah resmi menunjuk Zulkifli sebagai Direktur Utama PLN. Zulkifli ditunjuk sebagai Dirut menggantikan Sofyan Basyir yang dijadikan tersangka oleh KPK atas kasus suap proyek pembangunan PLTU Riau I.
Selain Zulkifli, mantan Erick juga menunjuk Amien Sunaryadi sebagai Komisaris Utama PLN. “Baik Pak Amien maupun Pak Zulkifli memiliki rekam jejak yang sangat baik, siap berkeringat dan berakhlak. Sama dengan Dirut dan Komut BUMN lainnya. Saya akan intens bertemu secara reguler setiap bulan untuk memastikan berbagai rencana besar yang menjadi prioritas pemerintah,“ ujar Erick dalam keterangan tertulis, Senin lalu, 23 Desember 2019.
BISNIS