Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Terapkan Pembangunan Rendah Karbon, RI Hadapi 5 Tantangan

Reporter

Editor

Rahma Tri

image-gnews
Sejumlah demonstran membangun tenda-tenda di jalan di Whitehall, di London, Inggris, 8 Oktober 2019. Mereka mendesak Pemerintah Emisi Karbon.REUTERS/Henry Nicholls
Sejumlah demonstran membangun tenda-tenda di jalan di Whitehall, di London, Inggris, 8 Oktober 2019. Mereka mendesak Pemerintah Emisi Karbon.REUTERS/Henry Nicholls
Iklan

TEMPO.CO, Madrid - Pemerintah Indonesia telah mengintegrasikan isu perubahan iklim dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah. Menurut Direktur Lingkungan Hidup Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Medrilzam, langkah ini merupakan yang pertama. Namun, ia juga mengakui, pemerintah menghadapi sejumlah tantangan dalam mengintegrasikan isu lingkungan ini untuk mewujudkan pembangunan rendah karbon.

“Dulu, isu lingkungan hanya dibahas sambil lalu. Kini, kami telah memasukkannya dalam dokumen perencanaan pembangunan,” kata Medrilzam dalam sesi Mainstreaming Low Carbon Development Initiative into Policy Planning: Country Expreriences di Paviliun Indonesia, arena konferensi perubahan iklim COP25 di Madrid, Spanyol, Rabu pagi waktu setempat.

Medrilzam menyebut, rencana jangka pembangunan yang memasukkan isu lingkungan itu sebagai “Green Medium Term Development Plan”. Pada Oktober 2017, pemerintah mendeklarasikan Inisiatif Pembangunan Rendah Karbon atau LCDI, untuk menyelaraskan target pengurangan emisi ke dalam dokumen perencanaan. Di situ disebutkan, LCDI merupakan proses identifikasi kebijakan pembangunan guna mempertahankan pertumbuhan ekonomi, pengurangan kemiskinan, mempercepat pencapaian tujuan pembangunan sektoral, sekaligus mencegah perubahan lingkungan.

Meg Argyriou, Kepala Program Internasional ClimateWorks Australia, menyebut kebijakan politik Indonesia itu sangat baik. Ada banyak keuntungan yang bisa diperoleh pemerintah. Di antaranya, memperbaiki kebijakan fiskal melalui pengurangan subsidi, peningkatan elektrifikasi, difersifikasi produk-produk berkarbon rendah, serta penambahan akses ke investasi global. Dari sisi bisnis, inisiatif pembangunan berkarbon rendah akan memperluas pasar ekspor, pengurangan risiko, serta peningkatan produktivitas. Dari sisi sosial, langkah ini akan membuka lapangan kerja baru, peningkatan upah karena peningkatan produktivitas tenaga kerja, serta membaiknya kualitas udara.

Argyriou kemudian memaparkan sejumlah data tentang industri ramah lingkungan di Indonesia. Ia menyebut, pemanfaatan angin untuk energi masih rendah. “Ini cukup mengagetkan bahwa belum banyak investasi untuk pemanfaatan angin di Indonesia,” kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masuknya target pengurangan emisi karbon ke dalam rencana pembangunan ini dianggap baik oleh sejumlah negara. Pemerintah Kolumbia menyataka,n belum melakukan hal yang sama.

Namun, Medrilzam mengakui pemerintah menghadapi sejumlah tantangan untuk mewujudkan pembangunan rendah karbon tersebut. Hambatan pertama, menerapkan rencana-rencana itu ke dalam tahap eksekusi. Ia menyebutkan, Indonesia mencanangkan target ambisius dalam pengurangan efek gas rumah kaca. Menurut dia, perlu tahapan-tahapan yang jelas agar semua sektor bisa mencapai target. Hambatan kedua, memonitor semua program agar bisa berjalan. Sebab, kata dia, pembangunan pada satu sektor bisa berkaitan dengan sektor-sektor lain. “Perlu kolaborasi yang baik di antara kementerian,” ujarnya.

Hambatan berikutnya adalah melibatkan swasta, yang disebut Medrilzam merupakan prioritas tertinggi. Sejauh ini, belum banyak investasi yang berkaitan dengan proyek pembangunan rendah karbon. Padahal, anggaran negara untuk hal ini juga tidak besar. Hambatan kelima adalah jangkauan pembangunan ramah lingkungan yang belum menyentuh ke semua pihak. Tidak hanya pada pemerintah pusat, kata dia, melainkan juga di pemerintah-pemerintah daerah. “Meski berat, kami yakin bisa menghadapi hambatan-hambatan itu,” ia menambahkan.

BS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

1 hari lalu

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. ANTARA/HO-Ministry of Industry.
Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.


Pertamina International Shipping Klaim Berhasil Turunkan Emisi Karbon

3 hari lalu

Kapal Gas Arjuna milik PT Pertamina International Shipping (PIS). Dok. Pertamina
Pertamina International Shipping Klaim Berhasil Turunkan Emisi Karbon

PT Pertamina International Shipping (PIS) mengklaim dekarbonisasi yang dilakukan perusahaannya dapat menurunkan emisi karbon.


Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

4 hari lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.


Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

8 hari lalu

Ilustrasi badai taifun yang muncul di Samudera Pasifik. (friendsofnasa.org)
Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

8 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.


5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

8 hari lalu

Mobil melewati jalan yang banjir saat hujan badai di Dubai, Uni Emirat Arab, 16 April 2024. REUTERS/Abdel Hadi Ramahi
5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab


Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

13 hari lalu

Anomali suhu udara permukaan untuk Maret 2024. Copernicus Climate Change Service/ECMWF
Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.


Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

19 hari lalu

Seseorang memegang gambar aktivis iklim Greta Thunberg ketika para aktivis menandai dimulainya Pekan Iklim di New York selama demonstrasi yang menyerukan pemerintah AS untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim dan menolak penggunaan bahan bakar fosil di New York City, New York, AS, 17 September 2023. REUTERS/Eduardo Munoz
Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.


Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

22 hari lalu

Ilustrasi hujan. REUTERS
Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

Setidaknya ada tiga faktor utama yang menyebabkan curah hujan di Kota Bogor selalu tinggi. Namun bukan hujan pemicu seringnya bencana di wilayah ini.


Green Day akan Tampil di Panggung Konser Iklim

26 hari lalu

Billy Joe Armstrong dari Green Day tampil membawakan lagu
Green Day akan Tampil di Panggung Konser Iklim

Grup musik punk Green Day akan tampil dalam konser iklim global yang didukung oleh PBB di San Francisco