TEMPO.CO, Jakarta - Staf Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN, Arya Sinulingga, mengatakan peluang holding perusahaan pelat merah di sektor kekaryaan kecil. Kementerian yang dipimpin Erick Thohir itu memang akan mengkaji ulang sejumlah kebijakan holding warisan menteri sebelumnya.
"Ada holding yang kecil kemungkinan realisasinya, yaitu holding kekaryaan. Kami akan kaji dan kalau kecil kemungkinannya, ya harus cepat diputuskan," ujar Arya di kantor Kementerian BUMN, Rabu, 20 November 2019.
Arya belum mendetailkan alasan kecil kemungkinan holding kekaryaan ini terealisasi. Sebab, saat ini kementerian masih melakukan studi-studi lanjutan untuk mendalami efek kebijakan holding di sektor ini di masa mendatang.
Kementerian BUMN pada era kepemimpinan Rini Soemarno sebelumnya merencanakan adanya holding beberapa perusahaan infrastruktur. Holding infrastruktur ini bakal membawahi PT Waskita Karya Tbk, PT Jasa Marga Tbk, PT Adhi Karya Tbk, PT Indra Karya dan PT Yodya Karya. Rencananya, PT Hutama Karya (Persero) akan menjadi induknya.
Selain holding karya, Kementerian BUMN pada era pemerintahan sebelumnya akan membentuk beberapa holding sektoral. Di antaranya holding migas, holding pertambangan, holding perkebunan, holding semen, holding Kehutanan, dan holding pupuk. Kementerian juga merencanakan adanya holding pelabuhan, bandara, serta penerbangan.
Kelanjutan holding sudah dirembuk oleh Erick bersama direktur utama terkait kemarin, Selasa, 19 November 2019. "Pak Erick kemarin ketemu dengan 32 direktur utama dan komisaris utama didampingi wakil menteri serta staf khusus. Pak Erick menyampaikan beberapa hal, salah satunya holding," ucap Arya.
Arya mengatakan seluruh kebijakan holding masih dalam tahap konsolidasi dan pengkajian ulang. Adapun holding yang saat ini siap direalisasikan adalah holding pelabuhan.