Sehingga saat ini, sekitar 20 brand besar saat ini telah bekerja sama dengan Woobiz, agar barang-barang produksi mereka bisa dijual oleh ibu-ibu mitra. Di antaranya yaitu seperti kosmetik Celebon dari Korea, Orang Tua Group, Kimbo, hingga Minyak Kutus-kutus. Sementara secara total, jumlahnya terdapat 60 brand dengan 600 produk yang telah bekerja sama. Ratusan produk ini terdiri dari pakaian, makanan minuman, hinga komestik.
Kedua karena barang langsung ada di depan para pembeli. Putri mencontohkan ketika seorang ibu mitra Woobiz menjual sebuah produk kosmetik di acara pengajian. Maka, produk itu bisa dilihat langsung dan dikomplain saat itu juga ketika ada keluhan. Hal ini, kata Putri, diakui sendiri oleh beberapa ibu-ibu yang disurvei tim Woobiz.
Putri memastikan, Woobiz tidak bekerja dengan sistem MLM alias Multi Level Marketing (MLM) yang selama ini dikenal. Alih-alih memperbanyak lapisan distribusi, Woobiz lebih ingin seorang ibu-ibu mitra mendapatkan ilmu yang menyeluruh untuk menjadi seorang pengusaha.
Sehingga, Woobiz membatasinya hanya satu lapisan distribusi, Mereka inilah yang akan terus dibina oleh Woobiz agar usaha mereka berkembang. Menurut Putri, Woobiz sadar potensi ibu-ibu mengembangkan cabang seperti MLM tetap ada. “Itu keputusan mitra, tapi kita ga bisa benefit,” ujarnya.
Oktober ini, tiga bulan sudah Woobiz diakses secara terbuka untuk publik. Dalam rentang waktu ini, Putri dan rekan-rekannya di Woobiz turun ke lapangan melakukan roadshow dengan bantuan Pak Camat dan Bu Camat. Dari 30 sampai 50 orang yang ikut, Putri menyebut sekitar 10 sampai 15 orang antusias untuk kemudian berjualan menggunakan Woobiz.
Selama waktu yang singkat ini, Woobiz pun berhasil mengumpulkan sebanyak 750 orang ibu-ibu mitra dan memberikan pelatihan pada 500 orang di antaranya. “Kami ingin perempuan Indonesia, minimal dapat penghasilan setara UMR (Upah Minimum Regional), meski tidak bekerja dengan orang lain,” ucap Putri.