TEMPO.CO, Jakarta - Empat hari menjelang berakhirnya masa tugas di Kabinet Jokowi jilid I, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan buka suara mengenai industri minyak dan gas bumi (migas) dalam negeri. Ia menilai, saat ini, sektor migas masih ketinggalan dari sektor-sektor lain yang sudah berkembang begitu pesat.
"Sampai masa kabinet sudah mau habis cuma sampai hari Jumat aja, saya rasa kurang dari 4 hari lagi kira-kira. Jadi, ya, ngomong aja gitu. Terus terang saya kaget sekali bahwa sektor energi secara keseluruhan itu practicenya menurut saya ketinggalan dari sektor-sektor lain," kata Jonan dalam acara Economic Outlook Membangun Iklim Investasi di Sektor Migas' di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Senin, 14 Oktober 2019.
Mantan Direktur Utama KAI tersebut membandingkan sektor industri migas dengan sektor telekomunikasi yang menurutnya ketinggalan sangat jauh. Dia mengatakan, pada 27 tahun lalu satu buah telepon genggam harganya setara dengan sebuah mobil Toyota Kijang keluaran tahun 90an.
"Saya kasih contoh industri telekomunikasi 25 tahun lalu, mungkin 27 tahun lalu waktu saya mulai beli handphone. Itu handphone hampir sama satu Toyota Kijang baru, Kijang kotak," katanya.
Jonan menjelaskan, pada zaman itu harga telepon selular sangat mahal yakni berkisar Rp 20 juta sampai 25 juta. Itupun hanya digunakan sebagai telepon saja tidak mempunyai banyak fitur seperti menyimpan nama atau nomor telepon lain.
Jonan menuturkan, selama perkembangan zaman hingga saat ini teknologi telekomunikasi perkembangan dengan cepat. Kini, setiap orang bisa memiliki gawai tanpa mengenal strata ekonomi, dan dengan mudah orang-orang bisa membelinya.
Mantan Menteri Perhubungan tersebut juga mengungkapkan, harga sebuah telepon genggam saat ini paling mahal saja cuma 5 persen dari harga sebuah mobil Toyota Kijang keluaraan terbaru. Menurutnya, itu sebuah keniscyaan dalam perkembangan teknologi.
Kemudian, Jonan menyampaikan pesan dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang menekankan untuk terus meningkatkan efisiensi sektor migas. "Ketika Bapak Presiden mengutus saya ke sini dia juga menguatkan untuk efisiensi sektor ini harus sangat ditingkatkan," ucapnya.
Selain penguatan efisiensi sektor migas, Jonan mengatakan, bahwa sektor ini tidak bisa berdiri sendiri, harus melihat sektor lain secara keseluruhan dan komperhensif. Oleh karena itu, uameminta agar semua pihak berpikir bagaimana membuat produk sektor migas dapat menekan ongkos produksi agar seefisien mungkin. "Yang penting di sini menurut saya semua pihak harus bisa berpikir bagaimana how we can produce better product more competitive cost," ujar Jonan.