TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan Garuda Indonesia menyatakan telah mengandangkan satu unit pesawat jenis Boeing 737-800 seri Next Generation atau NG miliknya yang mengalami keretakan. VP Corporate Secretary Garuda Indonesia M. Ikhsan Rosan mengatakan keretakan tersebut ditemukan setelah entitasnya menginspeksi seluruh bodi pesawat Boeing 737-800 seri lama yang telah mencapai 30 ribu siklus terbang.
“Kan kami punya tiga pesawat Garuda yang telah mencapai 30 ribu cycle (siklus terbang). Dari tiga itu kami temukan ada satu yang retak. Lalu kami grounded,” ujar Ikhsan saat ditemui Tempo di The Tribata, Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Senin, 14 Oktober 2019.
Garuda Indonesia mempertimbangkan keselamatan penumpang dalam mengambil kebijakan tersebut. Adapun saat ini, perusahaan pelat merah itu telah mengirimkan surat pemberitahuan kepada produsen Boeing, Boeing Co., terkait kerusakan fisik pesawat.
Selanjutnya, Garuda Indonesia meminta Boeing Co. melakukan langkah-langkah strategis untuk memperbaiki pesawat NG-nya yang rusak itu. Misalnya, memungkinkan adanya recall atau penarikan pesawat kembali ke tempat produksinya.
Boeing Co. sebelumnya menemukan ada 38 retakan struktural pada pesawatnya berjenis 737-NG di seluruh dunia. Temuan itu membuat Federal Aviation Administration (FAA) Amerika Serikat meminta perusahaan maskapai penerbangan yang mengoperasikan 737-NG memeriksa seluruh kondisi pesawatnya.
FAA mencatat ada 165 dari 200 Boeing 737 NG yang terhitung sudah tua mengalami retakan struktural. Sejumlah kecil pesawat yang berbasis di Amerika Serikat dan telah berhenti beroperasi sementara. Boeing tengah mempersiapkan instruksi untuk perbaikan dan pergantian bagian-bagian yang rusak.
Dari hasil inspeksi pada pesawat Boeing 737 NG, diketahui 5 persen di antaranya mengalami kerusakan pada bagian pickle fork—setiap pesawat memiliki empat pickle fork. Satu dari seratuasn pesawat yang rusak itu dioperasikan oleh Garuda Indonesia.
Boeing 737 NG adalah generasi ketiga dari jenis pesawat 737 yang diproduksi Boeing Co. Sebelum Boeing 737-NG dikandangkan, produsen pesawat itu sudah menghentikan produksi dan operasi pesawat versi teranyarnya, yaitu 737 MAX. Boeing 737 Max digrounded setelah insiden kecelakaan Ethiopian Airlines dan Lion Air terjadi berturut-turut dalam waktu 6 bulan.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | BISNIS