TEMPO.CO, Jakarta - Lobi kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman mendadak riuh pada Jumat sore, 11 Oktober 2019. Seluruh pasukan pengamanan dalam atau pamdal, seorang anggota TNI Angkatan Darat, dan beberapa ajudan Menko Maritim Luhut Pandjaitan berkumpul di lantai dasar kantor yang berlokasi di Jalan MH. Thamrin itu.
Mereka berdiri tegap membentuk formasi lingkaran tepat di muka pintu masuk kementerian. Di tengah lingkaran pasukan itu, berdiri seorang anggota Pasukan Pengamanan Presiden atau Paspampres. “Pak Menko lewat, persiapan pengamanan,” kata anggota Paspampres yang memakai kaus berkerah warna abu-abu itu mengomando pasukan.
Para ajudan berbaju batik langsung merapat beberapa langkah ke arah pintu lift menteri. Lift itu terletak sekitar 100 meter dari pintu masuk. Sedangkan anggota pamdal lainnya beranjak ke arah kursi tamu, memastikan seluruh bangku steril dari orang asing.
“Pastikan komando cobra, cobra. Kalau ada yang mendekat, diminta menyingkir, tapi jangan teriak,” kata anggota Paspampres lagi. Seluruh pasukan pengamanan ini sedang melakukan simulasi untuk meningkatkan penjagaan terhadap Luhut.
Salah seorang anggota TNI AD, M. Guntur, mengatakan latihan ini digelar untuk mengantisipasi adanya serangan terhadap pejabat. “Ini rutin kami lakukan,” katanya.
Simulasi keamanan di kantor Luhut dilakukan sehari setelah insiden penyerangan terhadap Menteri Koordinator Bidang Keamanan, Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto. Wiranto ditusuk di bagian perut ketika turun dari mobil di Alun-alun Menes, Pandeglang, Kamis, 10 Oktober 2019. Ia dilukai oleh anggota kelompok jaringan JAD Bekasi, Abu Rara alias Syahril Alamsyah.
Dalam wawancara bersama wartawan pada Jumat pagi, 11 Oktober 2019, Luhut Pandjaitan mengakui pemerintah memang tengah meningkatkan keamanan. Namun, ia meminta insiden ini tidak terlampau menimbulkan reaksi yang berlebihan. “Life must go on (hidup harus berjalan),” ujarnya.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA