Selain itu terdapat pula KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan (Kalimantan Timur), KEK Mandalika (Nusa Tenggara Barat), KEK Tanjung Kelayang (Kepulauan Bangka Belitung), KEK Arun Lhokseumawe (Aceh), dan KEK Galang Batang (Kepulauan Riau). Selain 10 yang telah disebutkan, KEK Sorong (Papua Barat) akan menjadi KEK ke-11 yang rencananya akan diresmikan operasionalnya besok yakni Jumat, 11 Oktober 2019.
Selain itu, sudah ada dua KEK baru yakni KEK Singhasari (Jawa Timur) yang baru saja ditetapkan melalui PP No. 68/2019 dan KEK Tanjung Api-Api (Sumatera Selatan) yang sudah ditetapkan dan menunggu memasuki tahap operasional. Dari 10 KEK yang telah beroperasi, masih terdapat banyak KEK yang lahan terbangunnya masih rendah.
Beberapa KEK yang realisasi lahan terbangunnya masih rendah seperti contoh KEK Bitung yang baru membangun 2,3 persen dari lahan yang mencapai 534 hektare, KEK Morotai dengan lahan terbangun 1,4 persen dari luasan lahan mencapai 1.101,76 hektare, dan KEK Sorong dengan lahan terbangun mencapai 2,9 persen dari luasan lahan mencapi 53,7 hektare.
Akibat rendahnya capaian penggunaan lahan dari KEK yang ada, realisasi investasi dari KEK pun baru sebesar Rp21 triliun dari komitmen mencapai Rp 85,3 triliun. Hal ini pula yang menjelaskan mengapa serapan tenaga kerja di KEK masih rendah.
Sekretaris Dewan Nasional KEK Enoh Suharto Pranoto menyatakan, seharusnya ada masterplan KEK dengan jangka waktu tahunan. "Ada target investasi yang masuk dan itu agak melenceng terlambat dari timeline," ujarnya.
BISNIS