TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan konflik antara maskapai Garuda Indonesia dengan Sriwijaya Air terjadi karena adanya persoalan komunikasi. Dia menilai selama itu, kerja sama kedua maskapai terjadi dengan komunikasi yang belum jelas.
"Jadi kalau kerja samanya baik, komunikasinya baik. Saya rasa kemarin-kemarin itu sudah ada kerja sama tapi kelihatannya komunikasinya belum jelas," kata dia di sela peluncuran LinkAja dan Kereta Commuter Line di Jakarta, Selasa 1 Oktober 2019.
Dia berharap kerja sama yang terjalin kembali antara Sriwijaya dengan Garuda tersebut harus tetap dijaga. Hal ini penting khususnya demi kepentingan pelanggan atau konsumen. Selain itu, juga demi kesehatan maskapai di Indonesia.
Mantan Menteri Perindustrian ini mengatakan, ia telah menerima laporan bahwa antara Sriwijaya dengan Garuda telah bertemu kembali. Keduanya, kata Rini, telah sepakat untuk bisa rujuk kembali setelah sempat beberapa pekan dilaporkan berkonflik.
"Alhamdulillah kemarin upaya mereka rapat, tadi saya baru dikasih laporan, semuanya berjalan lancar," kata Rini.
Perusahaan maskapai penerbangan Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air resmi rujuk hari ini, Selasa, 1 Oktober 2019. Kedua entitas tersebut bakal melanjutkan kerja sama setelah sempat renggang lantaran adanya ketidaksepakatan antara pemegang saham Sriwijaya dan manajemen Garuda.
"Saya baru saja mendapat briefing. Alhamdulillah begitu (rujuk)," kata Direktur Quality , Safety, dan Security Sriwijaya Air, Toto Soebandoro kepada Tempo pada Selasa pagi.
Adapun Tempo, menerima informasi soal rujuknya kedua maskapai ini oleh Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan Capt Avirianto. Dia mengatakan rencana itu telah dibahas dalam rapat bersama jajaran Direktorat Jenderal Perhubungan Udara yang dipimpin Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Selain itu, Sriwijaya Air dan Garuda Indonesia sudah menemui Menteri BUMN Rini Soemarno untuk merembuk kelanjutan nasib perusahaan milik keluarga Lie itu. “Sriwijaya Air dan Garuda Indonesia Group akan resetting kerja sama mereka,” ujar Avirianto saat dihubungi Tempo pada Senin, 30 September 2019.
DIAS PRASONGKO